Bisnis.com, JAKARTA – Kejutan pemangkasan darurat suku bunga acuan oleh Federal Reserve untuk merespons wabah penyakit virus corona (Covid-19) dipandang telah menempatkan bank sentral Amerika Serikat ini dalam posisi yang baik untuk melindungi ekspansi ekonomi AS.
“Virus corona memberi risiko yang berkembang terhadap ekonomi AS,” ujar Presiden Fed New York John Williams pada Kamis (5/3/2020) malam waktu setempat, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Langkah kebijakan kami pekan ini memposisikan kami dengan baik untuk mendukung ekspansi ekonomi. Kami secara hati-hati memantau dampak virus corona pada prospek ekonomi AS dan akan merespons sebagaimana mestinya,” sambungnya.
Pada Selasa (3/3/2020), The Fed secara mengejutkan melancarkan pemangkasan darurat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi kisaran 1 persen - 1,25 persen, di luar jadwal rapat kebijakan reguler.
Selama jumpa pers pada Selasa (3/3), Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS tetap kuat tetapi wabah virus corona akan membebani aktivitas 'untuk beberapa waktu'.
Lebih lanjut Williams mengatakan langkah kebijakan pemangkasan suku bunga pada Selasa memberi dukungan yang berarti bagi perekonomian dan akan membantu mempertahankan ekspansi ekonomi.
Baca Juga
“Kami akan menggunakan alat-alat yang kami miliki dan bertindak sesuai kebutuhan untuk mendukung perekonomian,” tambahnya.
Banyak investor kini memperkirakan para pejabat The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuan setidaknya sebesar 25 basis poin dalam rapat kebijakan terjadwal pada 17-18 Maret 2020.
"Sebagai bagian dari respons kami, rekan-rekan dan saya di Sistem Federal Reserve berkoordinasi dengan bank-bank sentral di seluruh dunia,” tutur Williams.
“Komunikasi via telepon pada Selasa (3/3) antara menteri keuangan negara-negara G7 dan gubernur bank-bank sentral, pernyataan yang menyusul, serta langkah kebijakan oleh bank-bank sentral adalah indikasi jelas tentang penyelarasan yang erat di level internasional,” paparnya.
Sementara itu, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan laju penyebaran virus corona di seluruh AS akan menjadi faktor penting menimbang perlunya pemangkasan suku bunga lebih lanjut ketika para pembuat kebijakan berkumpul dalam pertemuan mendatang.
"Saya akan mengawasi dengan sangat, sangat cermat jalur kasus [virus corona] yang didiagnosis," ungkap Kaplan dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV.
“Kami akan harus melihat bagaimana perkembangan yang sebenarnya selama 10 hari atau dua pekan ke depan. Itu akan menjadi faktor kunci yang akan saya gunakan untuk menilai apa yang layak dilakukan dan apakah kita bisa menunggu lebih lama,” jelas Kaplan.
Sebagai informasi tambahan, hingga Kamis (5/3/2020) malam waktu setempat, jumlah kasus terinfeksi virus corona di AS tercatat sebanyak 221 dan jumlah korban jiwa telah mencapai 12 orang, menurut data worldometers.