Bisnis.com, JAKARTA – Mulut sumur (well head) Camar Resources Canada Inc. dilaporkan mengalami kecelakaan pada 29 Februari lalu. Lama tidak mendengar kinerja lapangan migas ini, lantas, siapa pemegang kendali penuh Camar Resources saat ini?
Sebelum dilepas ke perusahaan sekuritas asal Singapura, Camar Resources sepenuhnya digenggam oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. melalui entitasnya anaknya Medco Bawean (Holding) Pte Ltd.
Entitas anak tersebut didirikan oleh emiten berkode saham MEDC tersebut untuk mengoperasikan PSC Bawean sejak 2004 melalui kepemilikan di Camar Resources.
Adapun, masa kontrak PSC Bawean akan berakhir pada 2031 sesuai perpanjang kontrak 20 tahun yang telah diberika oleh pemerintah Indonesia pada 2010 silam. PSC Bawean merupakan aset penghasil minyak lepas pantai yang terletak di Jawa Timur.
Dalam perjalannya, MEDC melepaskan 100 persen hak partisipasi di PSC Bawean melalui penjualan saham di Camar Resources dan Camar Bawean Petroleum Ltd.
Dalam keterangan resminya pada September 2016, CEO Medco Energi Roberto Lorato menjelaskan bahwa divestasi tersebut sejalan dengan rencana perseroan untuk merasionalisasikan portofolio perseroan agar tetap fokus pada aset yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi.
"Divestasi ini juga akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham Medco Energi dan HyOil. HyOil memegang posisi yang tepat untuk mengeksplorasi dan mengembangkan PSC Bawean dengan dukungan tim yang berpengalaman," jelasnya.
Camar Resources resmi dilepas oleh MEDC pada 1 September 2016 melalui perjanjian jual beli dengan HyOil Pte Ltd. yang merupakan perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura.
HyOil adalah perusahaan minyak dan gas hulu yang berfokus pada investasi, akuisisi, dan operasi aset pengembangan aset offshore brownfield.
Sebelumnya, dalam keterangan resmi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, 29 Februari 2020, pukul 19.30 WIB.
Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih menjelaskan pihak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah melaksanakan prosedur pemadaman api dan langkah lainnya sesuai standar operasi hulu migas. Pada saat proses pemadaman tersebut, seluruh personel platform telah dievakuasi ke FSO Pegassus dan dalam kondisi selamat.
Dalam insiden ini, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Menurutnya, terkait dampak lingkungan serta loss production, saat ini masih dalam proses penanganan lanjutan. KKKS juga melakukan evaluasi untuk memitigasi kegiatan produksi selanjutnya.
"Koordinasi juga dilakukan dengan KKKS terdekat, untuk mendapatkan dukungan yang dibutuhkan, sebagai upaya untuk mempercepat penanganan kejadian," katanya, Selasa (3/3/2020).
Setelah 19 jam terjadi kebakaran di wellhead platform, Susana menjelaskan api sudah bisa dikendalikan dan dilanjutkan proses pendinginan, tepatnya pada 1 Maret 2020, pukul 14.30 WIB.