Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dinilai bisa optimal apabila pemerintah menawarkan regulasi yang menarik bagi pengguna.
Ketua Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengatakan tenaga matahari merupakan energi yang akan menjadi andalan masa depan. Dunia juga sedang menuju pada penggunaan energi surya yang makin dominan.
Kebijakan Energi Nasional juga sudah menyusun Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang berupaya meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan sekurang-kurangnya 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2025.
"Ini tentu saja sudah termasuk dengan target pemanfaatan energi surya sebesar 6,2 GW. Mengingat pencapaian target tersebut sampai saat ini masih jauh sasaran, maka berbagai upaya dilakukan termasuk dengan mendorong pemanfaatan solar roof top oleh para pengguna listrik yang selama ini menjadi konsumen PLN," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (28/2/2020).
Pihaknya bersama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait telah mendorong gerakan sejuta atap dengan penggunaan solar PV di atap rumah. Peningkaan penggunaan PLTS Atap, hal yang paling mudah adalah dengan mandatori penggunaan solar PV di atap gedung pemerintah, kementerian, industri, dan lain sebagainya.
Namun, sampai saat ini tentu pemasangan solar roof top pada kawasan industri dan rumah tangga tidak mengalami kemajuan sebagaimana yang diharapkan.
Baca Juga
"Kendalanya memang harus ada regulasi yang memberikan daya tarik bagi berbagai pihak," ucap Surya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga akhir tahun lalu jumlah pengguna PLTS Atap mencapai 1.580 pelanggan. Dilihat dari golongan pelanggan PLN, pemakaian PLTS Atap terbanyak berasal dari golongan rumah tangga dengan 1.404 pelanggan dan sektor bisnis sebanyak 120 pelanggan.