Bisnis.com, JAKARTA — Badan Ketahanan Pangan (BKP) menyatakan telah mengusulkan importasi baru untuk gula konsumsi sebanyak 130.000 ton dari India sebagai bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan negara tersebut.
Kepala BKP Agung Hendriadi mengemukakan pengajuan impor dilakukan demi menjaga stok menyusul masa giling tebu dalam negeri yang diperkirakan mundur.
Umumnya, masa giling tebu dimulai pada Mei. Namun Agung menyatakan giling tebu tahun ini akan dimulai pada Juni atau Juli sebagai efek dari masa tanam yang mundur akibat kemarau.
"Untuk gula tahun ini kita terlambat giling. Kita juga ajukan kebutuhan impor baru 130.000 ton dari India sebagai barter untuk akses sawit kita," ujar Agung di Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Guna mengakomodasi importasi gula dari India, Agung mengemukakan pemerintah telah merevisi standar International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis (ICUMSA) untuk pemasukan gula mentah (GM) maupun gula kristal putih (GKP). Revisi standar ICUMSA sendiri telah termaktub dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2020 yang menggantikan Permendag Nomor 117/M-DAG/PER/12/2015.
"Kita turunkan ICUMSA dari 1200 menjadi 600 untuk gula mentah," ujar Agung.
Dalam kunjungan ke India pertengahan Februari lalu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengemukakan Asosiasi Pabrik Gula India (ISMA) dan Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pembelian gula mentah di New Delhi, India pada 2019 lalu. Dalam MoU tersebut, AGRI akan mendatangkan gula mentah ke Indonesia untuk diolah menjadi gula rafinasi yang akan digunakan untuk keperluan industri.
Direktur Pelaksana Federasi Nasional Koperasi Pabrik Gula Prakash Naiknavare mengatakan ini adalah peluang emas bagi India untuk mengekspor gula ke Indonesia. "Pabrik hanya perlu menutup produksi gula putih dan mulai membuat mentah dalam dua bulan ke depan sebelum musim penghancuran berakhir," katanya, dilansir Bloomberg, Rabu (19/2/2020).
Indonesia dinilai dapat membantu mengendalikan pasokan gula India yang melonjak ke rekor lebih dari 14 juta ton pada 1 Oktober setelah panen raya.