Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) masih menahan pembangunan Refinery Development Master Plan Cilacap karena masih belum mendapatkan tawaran skema baru dari Saudi Aramco.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan bahwa pihaknya masih akan menunggu penawaran dari Aramco hingga akhir kuartal I/2020.
“Iya jadi kami menunggu offering dari mereka seperti apa untuk skema baru ini, kami belum terima,” katanya di Kompleks DPR, Senin (24/2/2020).
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil kajian bersama dengan Aramco terkait dengan prasyarat-prasyarat skema.
Tajudin menuturkan, apabila hingga sampai batas waktu yang ditentukan belum menemui kesepakatan terkait dengan skema tersebut. Perusahaan migas pelat merah tersebut tetap bakal melanjutkan proyeknya tanpa Aramco.
Tajudin mengatakan perseroan akan kembali membuka peluang untuk mitra strategis lainnya untuk bisa bergabung pada proyek itu.
“Kalau misalkan tidak sepakat ya kami jalan sendiri atau kami cari mitra lain. Kami membuka peluang untuk semua mitra,” katanya.
Melalui pengembangan proyek yang termasuk dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) tersebut, kapasitas pengolahan kilang akan meningkat dari sebelumnya 348.000 bpd menjadi 370.000 bpd. Selain itu akan terjadi juga peningkatan produksi gasoline dari 59.000 bpd menjadi 138.000 bpd dan produksi diesel dari 82.000 bpd menjadi 137.000 bpd.
Di sisi lain, dengan kapasitas saat ini sebesar 348.000 bpd atau sebesar 33 persen dari kapasitas kilang minyak yang dioperasikan Pertamina, Kilang Cilacap menjadi kilang terbesar di Indonesia.
Kilang Cilacap tahap I beroperasi pada 1976 dengan kapasitas 118.000 bpd, sementara kilang Cilacap II beroperasi pada tahun 1983 dengan kapasitas 230.000 bpd. Minyak mentah yang diolah di kilang ini berasal dari domestik dan sebagian impor dengan produk yang dihasilkan berupa bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dengan oktan RON 88 (Premium) dan Ron 92 (Pertamax), kerosene, solar, hingga avtur.
Selain BBM, kilang Cilacap juga memproduksi LPG, ashpalt, sulfur, dan produk petrokimia seperti benzene dan propylene.