Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) menyiapkan dana pengembangan bandara senilai Rp10,5 triliun pada tahun ini untuk meningkatkan kualitas pengelolaan bandara yang telah dimiliki.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan alokasi pendanaan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, yang masing-masing senilai Rp14 triliun dan Rp12 triliun. Dana pengembangan, memang harus mengalami penyesuaian karena pembiayaan tak lagi seutuhnya berasal dari APBN.
Operator bandara pelat merah tersebut pada tahun ini, setidaknya akan mengembangkan tujuh bandara. Diantaranya saat ini dalam proses pembangunan terminal I Bandara Juanda Surabaya, kemudian Bandara El Tari Kupang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Pattimura Ambon, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok, dan Bandara Sentani di Jayapura.
“Jadi target kami pada 2021 seluruh kapasitas bandara yang kami kelola sudah bagus dan memadai ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan konektivitas bandara kita,” jelasnya, Minggu (23/2/2020).
Lebih jauh, ungkapnya untuk meningkatkan daya saing, bandara yang dikelolanya tidak hanya memiliki kapasitas yang cukup secara fisik tetapi juga harus ada peningkatan dari sisi kompetensi karyawannya.
Selain itu, lanjutnya, dalam pengembangan bisnis penerbangan memerlukan ekosisitem yang terbangun dengan baik tidak hanya fasilitas yang sudah disiapkan di bandara tetapi juga dari sisi aksesibilitas.
Baca Juga
Dia mencontohkan untuk Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, yang akan dioperasionalkan pada 29 Maret 2020, akan mengintegrasikan angkutan moda transportasi terpadu, yakni antara DAMRI, kereta api, hingga taksi swasta supaya terbangun akses yang baik dan masih banyak opsi yang disipakan.
“Sambil menunggu aksesa langsung ke terminal desain bandara ini kedepannya kereta api langsung masuk. Sudah ada stasiunnya,” jelasnya.