Bisnis.com, JAKARTA - Berita mengenai praktik banting haga produk ekspor China serta peluang fintech reksa dana, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
China Banting Harga. Praktik banting harga produk ekspor China diyakini makin agresif pada tahun ini. Untuk itu, pemerintah perlu mengintensifkan penyelidikan dumping guna melindungi industri dalam negeri.
Indikasi agresivitas praktik dumping China pada tahun ini tecermin dari laporan Komite Antidumping Indonesia (Kadi) yang menyatakan, ada dua komoditas dari Negeri Panda terdeteksi didumping, yaitu gulungan canai panas paduan atau hot rolled coil/plate (HRC/P) alloy dan lisina.
Fintech Reksa Dana Ngebut. Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi yang kian tinggi membuat perusahaan finansial berupaya untuk menangkap peluang tersebut. Salah satunya adalah perusahaan rintisan teknologi finansial (fintech).
Kalangan pelaku bisnis pun menyadari peluang itu, apalagi jumlah penduduk Indonesia yang diproyeksikan mencapai 270 juta pada 2020. Salah satunya adalah fintech reksa dana, yang saat ini penggunanya sekitar 2 juta nasabah.
Bantuan Pemerintah Mendesak. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan meminta pemerintah membayar dana penerima bantuan iuran atau PBI di muka untuk memperbaiki arus kas yang masih defisit Rp15,5 triliun pada 2019.
Lelang Sun Diserbu Investor. Gejolak di pasar saham mendorong investor berburu instrumen Surat Utang Negara. Alhasil, permintaan investor dalam lelang SUN kemarin menembus rekor tertinggi sepanjang tahun berjalan 2020, yakni Rp127,1 triliun.
Bunga Kredit Perlu Diturunkan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berharap kalangan perbankan dapat segera mentransmisikan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke suku bunga kredit, yang sejauh ini dinilai belum sepenuhnya sesuai.