Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laporan dari Belanda: CPO Indonesia Dapat Dukungan

Penting untuk mempromosikan aspek keberlanjutan pada produk CPO.
Minyak sawit/Istimewa
Minyak sawit/Istimewa

Bisnis.com, AMSTERDAM - Pemerintah Belanda menyatakan akan mendukung produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari Indonesia asalkan mengedepankan prinsip keberlanjutan pada rantai pasok komoditas itu.

Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan secara tegas pihaknya tak alergi dengan CPO dari Tanah Air. Namun, harus diperhatikan mengenai rantai pasok yang mengedepankan prinsip keberlanjutan.

Hal ini pun telah dibahas dengan Indonesia. Menurutnya, penting untuk mempromosikan aspek keberlanjutan pada produk CPO sehingga tidak mengalami hambatan distribusi.

"Kami tidak mendukung pelarangan CPO," ujar Blok di kantornya, Selasa (18/2/2020).

Dari sisi perdagangan, Indonesia menjadi mitra penting Belanda karena memasok sejumlah komoditas seperti bahan kimia organik, lemak dan minyak nabati, bahan dan produk kimia, serta furnitur dan pakaian.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Belanda Januari-November 2019, nilai perdagangan komoditas asal Indonesia mencapai 2,56 miliar euro. Sementara itu, Indonesia mengimpor produk asal Belanda seperti mesin, produk olahan susu, dan bahan serta produk kimia dengan nilai transaksi 755 juta euro.

Di sisi lain, terkait dengan kesepakatan Indonesia-European Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), dia menyebut kesepakatan tersebut mengikat Indonesia dengan seluruh anggota negara Blok Eropa. Oleh karena itu, dia tak bisa memberikan pandangan mewakili Uni Eropa.

Namun, menurutnya sebagai salah satu anggota Uni Eropa penting untuk memastikan aspek yang diatur cukup luas dan menguntungkan semua pihak. Selain itu, transaksi juga harus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pihaknya menyebut secara umum bila transaksi Indonesia dan negara Blok Eropa meningkat, bakal berimbas pada Belanda juga. Hal itu bisa terlihat pada aktivitas di Pelabuhan Rotterdam yang menjadi penghubung ke negara lain di Benua Biru.

"Perjanjian dagang harus lebih luas. Perjanjian juga harus bermanfaat bagi seluruh anggota Uni Eropa dan Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, dia menyebut pembicaraan lanjutan terkait dengan IEU-CEPA akan dilakukan pada Maret 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper