Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terimbas Virus Corona, Pemerintah Pertimbangkan Diskon untuk Industri Pariwisata

Menurut Joko Widodo, pemerintah mengkaji kemungkinan adanya diskon atau insentif sebesar 30 persen dari tarif riil untuk wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.
Turis China pengunjung Pulau Gangga, Sulawesi Utara, berfoto di spot yang telah disiapkan oleh pengelola, Kamis (30/1/2020)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Turis China pengunjung Pulau Gangga, Sulawesi Utara, berfoto di spot yang telah disiapkan oleh pengelola, Kamis (30/1/2020)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah akan mengkaji insentif industri pariwisata yang terimbas negatif dampak virus corona.

"Untuk stimulus dunia pariwisata dalam menghadapi dampak virus corona. Tadi pagi saya bertemu dengan menteri keuangan, kemungkinan masih kita bahas sama-sama sore ini untuk memberikan diskon," papar Presiden dalam pembukaan Ratas dengan topik Peningkatan Peringkat Pariwisata Indonesia, Senin (17/2/2020) di Istana Negara.

Menurut Joko Widodo, pemerintah mengkaji kemungkinan adanya diskon atau insentif sebesar 30 persen dari tarif riil untuk wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

Adapun, biro travel bisa saja juga diberikan insentif hingga 50 persen. Hal tersebut bertujuan agar industri pariwisata Indonesia kembali bergairah.

"Ini belum diputuskan, nanti diputuskan. Kita beri waktu selama 3 bulan," imbuhnya.

Pemerintah juga akan membahas destinasi-destinasi wisata mana saja yang mendapatkan prioritas insentif.

Menurutnya, dampak virus corona turut berimbas ke sektor pariwisata. Padahal, peringkat daya saing pariwisata Indonesia semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir. 

Pada 2015, daya saing pariwisata Indonesia mencapai posisi 50, kemudian membaik ke 42 pada 2017, dan peringkat 40 pada 2019.Namun, di Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi keempat, masih kalah dibandingkan Singapura di peringkat 17, Malaysia 29, dan  Thailand 31.

Menurut Jokowi, hal ini menjadi catatan pemerintah untuk memperbaiki 14 pilar yang mengukur indeks daya saing pariwisata dunia.

Indonesia memiliki 5 keunggulan daya saing utama pariwisata dibandingkan negara lain, yakni harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan dan kebudayaan, serta daya tarik bisnis.

Adapun, pariwisata Indonesia dianggap masih lemah dalam 5 pilar lainnya, yaitu lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, keamanan, serta kesiapan teknologi informasi.

Jokowi mengatakan catatan tersebut harus menjadi acuan ke depan agar target pengembangan pariwisata terukur dan jelas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper