Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan memberikan tenggat hingga Mei 2019 bagi maskapai nasional yang tertarik menerbangi rute baru pengganti ke China.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan rute yang paling memungkinkan adalah Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Alasannya, kata dia, selain konektivitas yang belum optimal di wilayahnya itu, telah ada pertemuan dengan sejumlah duta besar negara tersebut dalam merencanakan connecting flight.
Terlebih, sambung Budi, pertemuan dengan duta besar tersebut telah dilakukan sebelum adanya peristiwa penyebaran virus Corona.
“Kami meminta kepada Garuda kepada Batik, Lion Air hingga Air Asia sebaginya untuk mencari konektivitas. Paling lambat Mei ini sudah lakukan karena perencanaan itu tak bisa dilakukan seketika,” jelasnya, Kamis (13/2/2020).
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio memberhentikan promosi wisata ke China menyusul mewabahnya virus 2019-nCoV. Sebagai gantinya, pemerintah berupaya mendorong promosi wisata ke negara lain, seperti Amerika dan Eropa.
"Kami akan kerja sama dengan maskapai untuk mempromosikan pariwisata ke Eropa dan Amerika," ujarnya.
Baca Juga
Dia mengakui sektor pariwisata memang menanggung kerugian besar akibat virus Corona. Wishnu menyatakan jika virus ini terus menyerang hingga akhir tahun, total kerugiannya bisa mencapai US$2,8 triliun.
Perkiraan tersebut, dihitung dari total spending atau pengeluaran rata-rata harian wisatawan dikalikan dengan jumlah kunjungan. Pada 2019, wisatawan asal China berjumlah 2 juta turis ke Indonesia.
Mantan bos Net TV tersebut langkah komperhensif harus dilakukan bukan hanya dari maskapai, tetapi juga hotel dan lain sebagainya.
Saat ini Kemenparekraf bersama Kementerian Perhubungan akan mendengarkan masukan dari pihak lainnya seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
“Ini usaha untuk bagaimana dapat menghadapi atau melewati tantangan virus Korona ini. Tidak mudah tapi harus lakukan yang terbaik,”tekannya.