Bisnis.com, JAKARTA--Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengingatkan pemerintah agar tidak menjadikan penyebaran virus Corona sebagai 'kambing hitam' atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Enny mengungkapkan situasi sektor unggulan seperti industri manufaktur dan perdagangan (ekpor dan impor) pada akhir tahun lalu sudah cukup memprihatinkan.
"Tanpa adanya wabah virus Corona, kemungkinan besar perekonomian akan tumbuh di bawah 5 persen pada 2020 jika pemerintah belum memiliki gebrakan kebijakan. Jangan jadikan virus Corona sebagai kambing hitam," katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (12/2/2020).
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), capain produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV/2019 sebesar 4,97 persen. Sektor industri menurun dari 4,25 persen menjadi 3,66 persen (yoy), sektor perdagangan yang turun dari 4,41 persen ke 4,24 persen (yoy), dan sektor pertambangan yang turun dari 2,25 persen ke 0,94 persen (yoy).
Menurutnya, perlambatan pertumbuhan PDB berpotensi terpuruk lebih dalam mengingat besarnya ketergantungan Indonesia terhadap China.
"Elastisitas perdagangan kita dengan China sekarang mencapai 0,86 persen. Porsi perdagangan dua negara dulu hanya 16 persen sekarang 30 persen. Kita juga mengalami defisit karena impor Indonesia ke China lebih besar dibandingkan ekspor," imbuhnya.
Enny juga meminta pemerintah untuk mewaspadai kenaikan harga bahan makanan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. Pasalnya, Indonesia ketergantungan komoditas pangan dari Negeri Tiongkok, misalnya bawang putih dan beberapa jenis buah.
Selain itu, Indonesia juga membeli barang modal untuk industri dan barang elektronik dengan harga kompetitif.
"Belum apa-apa harga bawang putih langsung melonjak. Jika pemerintah tidak segera merespon, saya khawatir akan terjadi inflasi. Harus ada mitigasi agar situasi ini tidak menghantam daya beli sehingga membuat konsumsi rumah tangga menurun," ujar Enny.
Sebelumnya, Managing Director of Development Policy and Partnership World Bank Mari Elka Pangestu memproyeksi virus corona berpotensi menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang dari 5 persen.
Berdasarkan APBN 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen. Pasalnya setiap perlambatan ekonomi China sebesar 100 basis poin (bps), ekonomi Indonesia akan terdampak sebesar 30 bps.
Proyeksi ekonom dunia, lanjut Mari, virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi China melambat 100 bps hingga 300 bps.