Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR: Memompa Laju Ekonomi, BUMN Farmasi Tekan Impor

Berita mengenai dorongan pelaku usaha kepada pemerintah untuk mendorong sektor penopang ekonomi tertentu, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (6/2/2020).
Bisnis Indonesia 6 Februari 2020
Bisnis Indonesia 6 Februari 2020

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai dorongan pelaku usaha kepada pemerintah untuk mendorong sektor penopang ekonomi tertentu, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (6/2/2020).

Berikut beberapa ringkasan topik utamanya:

Sektor Penopang PDB: Memompa Laju Ekonomi. Pelaku usaha meminta kepada pemerintah untuk mendorong sektor penopang tertentu, seperti pariwisata, dan mencari pasar ekspor alternatif yang dapat diandalkan guna menjaga pertumbuhan ekonomi tetap cerah pada tahun ini.

Upaya ini menjadi penting karena sepanjang 2019, produk domestik bruto (PDB) hanya tumbuh 5,02 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 5,17 persen.

BUMN Farmasi Tekan Impor. Terbentuknya holding BUMN Farmasi yang terdiri dari PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk., dan PT Indofarma Tbk. diyakini mampu menekan impor bahan baku farmasi hingga 15 persen pada tahun ini.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, 90 persen dari kebutuhan dalam negeri masih diimpor. Dalam 2 tahun ke depan, porsi impor diproyeksikan turun menjadi 75 persen.

Prospek Industri Baja Nasional Ekspor Bisa Tembus US$23 Miliar. Optimisme pemerintah terhadap prospek peningkatan ekspor baja nasional perlu dibarengi dengan upaya penyehatan sektor industri tersebut agar semakin berdaya saing, termasuk di pasar global.

Prospek industri baja yang menjanjikan ini disampaikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, yang menyatakan bahwa nilai ekspor besi dan baja bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2024 dari realisasi 2019, menjadi US$23 miliar.

Optimalisasi Penerimaan Pajak: Ketentuan PPN Dievaluasi. Pemerintah akan mengevaluasi kebijakan mengenai pajak pertambahan nilai (PPN) menyusul belum optimalnya penerimaan negara dari sektor tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan negara dari PPN hingga saat ini masih belum maksimal karena regulasi dan ketentuan yang ada belum menjawab perkembangan teknologi. Banyaknya pengecualian atas pengenaan PPN juga menjadi penyebab.

Bank Sentral Kirim Sinyal Pelonggaran. Bank-bank sentral di Asia memberi sinyal akan memangkas suku bunga acuan di tengah krisis akibat virus corona yang mengganggu perekonomian, terutama sektor pariwisata, di kawasan ini. Sebelumnya para analis menyerukan agar otoritas moneter di Asia melonggarkan kebijakan untuk menggairahkan sektor lain saat pariwisata di kawasan itu tiarap karena wabah.

Laba Disney Turun. Upaya Walt Disney Co. untuk menjadi raksasa layanan video streaming harus dibayar dengan penurunan laba meskipun pendapatan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper