Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Freeport, Pertumbuhan Ekonomi di Papua Turun 7,4 Persen

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Papua sudah terkontraksi sejak kuartal III/2018.
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi di Papua mengalami kontraksi sepanjang 2019. 
 
"Perekonomian di Papua tumbuh negatif atau mengalami kontraksi hingga 7,4 persen selama periode 2019," paparnya dalam konferensi pers di gedung BPS, Rabu (5/2/2020). 
 
Suhariyanto menuturkan peranan Papua dan Maluku terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional 2019 memang hanya 2,24 persen. Perekonomian di Papua mengalami kontraksi sejak kuartal III/2018 hingga kuartal IV/2019.

Meski demikian, dia tidak menjabarkan secara detail realisasi pertumbuhan ekonomi di tiap-tiap kuartal. 
 
Menurut Suhariyanto, faktor utama penurunan ekonomi di Papua adalah karena perubahan operasional PT Freeport. Seperti diketahui, pemerintah Indonesia melalui PT Inalum (Persero) mengakuisisi saham Freeport sebesar 51,2 persen pada tahun lalu. 
 
"[Setelah diambil alih] Terjadi penurunan produksi tambang di Papua. Secara kawasan, Maluku dan Papua tumbuh negatif atau mengalami kontraksi 15,72 persen," imbuhnya. 
 
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada 2019, didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.

Jawa memberikan konstribusi terbesar terhadap PDB sebesar 59 persen, diikuti Sumatra sebesar 21,32 persen, dan Kalimantan 8,05 persen.  DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat menyumbang porsi terbesar terhadap perekonomian di Jawa.

Sementara itu, pembentukan PDB di Sumatra ditopang pertumbuhan di Sumatra Utara, Riau, dan Sumatra Selatan. Adapun Kalimantan Timur berkontribusi sebesar 50,5 persen terhadap pertumbuhan di Pulau Kalimantan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper