Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Rumah Tangga Tak Sampai 5 Persen, Daya Beli Masyarakat Turun?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga Indonesia hanya tumbuh 4,97 persen pada kuartal IV/2019.
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik menyampaikan konsumsi rumah tangga Indonesia hanya tumbuh 4,97 persen pada kuartal IV/2019, lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar 5,08 persen.  

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan penjualan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan hanya tumbuh 3,76 persen, melambat dibandingkan pencapaian kuartal IV/2018, yang menembus 5,09 persen. Padahal, periode tersebut bersamaan dengan momentum Hari Raya Natal dan Tahun Baru. 
 
"Pakaian memang menjadi kebutuhan utama, tetapi saya rasa orang enggak gonta-ganti baju seperti dulu. Potensi penurunan daya beli harus diwaspadai," terangnya dalam konferensi pers di gedung BPS, Rabu (5/2/2020). 
 
Sementara itu, konsumsi kesehatan dan pendidikan tumbuh 7,35 persen atau naik dari kuartal IV/2018, yang sebesar 4,72 persen. BPS juga mencatat pertumbuhan pada konsumsi restoran dan hotel sebesar 6,18 persen pada kuartal IV/2019, naik dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,75 persen.
 
Suhariyanto melanjutkan penjualan eceran tumbuh tipis 1,52 persen, lebih lambat dibandingkan kuartal IV/2018, yang sebesar 4,73 persen. Menurutnya, perlambatan terjadi pada penjualan eceran makanan, minuman, dan tembakau.

Adapun penjualan grosir (wholesale) untuk sepeda motor dan mobil penumpang masing-masing terkontraksi sebesar 5,6 persen dan 7,24 persen. 
 
"Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh sebesar 3,85 persen. Angka ini melambat jika disandingkan dengan kuartal IV/2018, yang tumbuh 13,81 persen," ucapnya. 
 
Struktur Produk Domestik Bruto (PDB) menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada 2019 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

Suhariyanto menuturkan perekonomian Indonesia masih didominasi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 56,62 persen; komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 32,33 persen; komponen ekspor barang dan jasa 18,41 persen; komponen konsumsi pemerintah 8,75 persen; komponen perubahan inventori besar 1,43 persen; komponen Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) 1,3 persen. 
 
Adapun komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang PDB memiliki kontribusi sebesar 18,9 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper