Bisnis.com, DENPASAR – PT Tambah Waras yang tengah memperluas pasar minyak balur untuk kesehatan Kutus Kutus ke Eropa membeli sebuah kastil kastil di Amsterdam, Belanda. Kastil ini akan menjadi pusat pemasaran dan distribusi untuk pasar Eropa.
“Pada 11 Februari 2020 kami akan membuka pusat perdagangan Kutus Kutus untuk pasar Belanda dan Eropa,” kata Bambang Pranoto, penemu dan pemilik minyak balur untuk kesehatan dengan merek Kutus kutus, dilansir Antara, Selasa (4/2/2020).
Menurutnya, Baambrugge di Amsterdam Utara yang dibeli punya luas tanah sekitar 20 hektare yang akan menjadi pusat perdagangan untuk pasar Eropa.
“Kastil Baambrugge itu dulunya tempat nongkrong orang-orang kaya di Amsterdam sambil menikmati teh dan kopi. Ternyata lebih murah membeli aset sebesar itu di Amsterdam dibandingkan di Bali,” katanya.
Terkait dengan alasan menjadikan Amsterdam sebagai pintu masuk dan pusat perdagangan Kutus Kutus di Eropa, Bambang menjelaskan dulu VOC dan pemerintah Belanda membawa rempah-rempah Indonesia ke Belanda untuk pasar Eropa.
“Nah, karena minyak Kutus Kutus itu dari rempah-rempah Indonesia, kami mau pasarkan lagi ke Belanda dan Eropa, tapi bukan rempah-rempah mentah, melainkan yang sudah diolah menjadi minyak balur untuk kesehatan,” tambah Bambang yang pernah menjadi Manajer Pemasaran Philip, produsen elektronik asal Belanda.
Baca Juga
Ia menjelaskan minyak Kutus Kutus tetap akan diproduksi di Kabupaten Gianyar, Bali, kemudian dikirim ke Amsterdam untuk pengemasan, distribusi, pemasaran, dan promosi.
Menurut Bambang Pranoto, selama 2019 PT Tambah Waras telah berhasil memasarkan 5,7 juta botol minyak Kutus Kutus dengan sekitar 90 persen dijual di pasar domestik dan hanya 10 persen masuk ke pasar internasional. Perusahaan itu memproduksi minyak baluran sebanyak 24.000 botol per hari.
Pembukaan pusat pemasaran di Amsterdam ini diyakininya bakal meningkatkan pangsa pasar ekspor minyak Kutus Kutus.
PT Tambah Waras juga telah melakukan diversifikasi usaha dengan membuat sabun kesehatan. “Jadi limbah rempah-rempah dari produksi minyak Kutus Kutus kami jadikan sabun. Jadi produksi minyak Kutus Kutus itu zero limbah,” katanya.