Bisnis.com, JAKARTA - Eskalasi penyebaran virus corona nampaknya belum berpengaruh terhadap permintaan batu bara China ke Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan permintaan batu bara dari Negeri Tirai Bambu masih normal. Adapun, penurunan yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar lantaran aktivitas perdagangan yang belum sepenuhnya berjalan pascalibur Tahun Baru China atau Imlek.
"Memang seminggu sebelum Imlek dan biasanya berlanjut seminggu setelahnya transaksi perdagangan agak lesu dan itu biasa terjadi," katanya ketika dihubungi oleh Bisnis pada Rabu (29/1/2020).
Lebih lanjut, Hendra belum bisa memastikan apakah virus corona kedepannya bisa berdampak pada ekspor batu bara Indonesia ke China yang merupakan pasar terbesar. Namun yang jelas, merujuk pada kondisi di tahun-tahun sebelumnya belum muncul tanda-tanda adanya penurunan permintaan.
Oleh karena itu, belum ada antisipasi khusus yang dilakukan oleh eksportir batu bara Indonesia.
"Belum ada tanda-tanda penurunan permintaan [karena] kondisi pasar sedang oversupply," ungkapnya.
Berdasarkan data Kepabeanan China, ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari-November 2019 meningkat 11,8 persen dari US$2,7 miliar menjadi US$2,9 miliar. Adapun, secara keseluruhan nilai ekspor Indonesia ke China pada periode yang sama tercatat sebesar US$31,4 miliar atau berada di urutan ke 15.
Ekspor Batu Bara ke China Masih Kebal Virus Corona
Permintaan batu bara dari Negeri Tirai Bambu dinilai masih normal. Penurunan yang terjadi saat ini dianggap wajar lantaran aktivitas perdagangan belum sepenuhnya berjalan pascalibur Tahun Baru China atau Imlek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rezha Hadyan
Editor : Oktaviano DB Hana
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu