Bisnis.com, JAKARTA - Mubadala Petroleum menyelesaikan penjualan hak partisipasi (participating interest/PI) sebesar 20% di Blok Andaman I dan South Andaman ke Premier Oil pada 21 Januari 2020.
Setelah melepas saham di Blok Andaman I dan South Andaman, perusahaan migas asal Uni Emirat Arab tersebut memegang PI masing-masing sebesar 80% di Andaman I dan South Andaman II, sementara Premier Oil memiliki 20% di masing-masing blok migas tersebut.
Mubadala Petroleum telah memperoleh persetujuan Pemerintah Indonesia terkait penjualan saham ini. Adapun skema kontrak Blok Andaman I menggunakan cost recovery, sementara Blok South Andaman menggunakan skema bagi hasil kotor atau gross split.
Direktur Utama Mubadala Petroleum Bakheet Al Katheeri mengatakan pelepasan saham di kedua blok migas ini merupakan langkah penting bagi perusahaan, terutama bagi eksplorasi Blok Andaman di lepas pantai Aceh.
“Penjualan saham ini adalah langkah penting bagi perusahaan dan untuk eksplorasi Blok Andaman di lepas pantai Aceh dan mendukung strategi pertumbuhan Mubadala di Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi yang diunggah di situs resmi perusahaan, Rabu (22/1/2020).
Selain di dua blok migas tersebut, Mubadala juga memegang PI 30% di Blok Andaman II yang dioperatori oleh Premier Oil. Dengan begitu, Mubadala memegang kepemilikan saham di tiga blok migas di lepas pantai Aceh dan menjadi pemegang area migas terluas di wilayah ini.
Blok Andaman II dimenangkan oleh Konsorsium Premier Oil Far East Ltd, Kris Energy (Andaman II) BV, dan Mubadala Petroleum (Andaman II JSA) Ltd pada 2017. Selanjutnya, kontrak bagi hasil blok ini baru ditandatangani pada tahun lalu dengan skema gross split. Kepemilikan saham di blok migas ini, yakni Premier Oil 40%, Mubadala Petroleum 30%, dan KrisEnergy 30%.
Sebelumnya, Mubadala Petroleum menandatangani kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC) Blok Andaman I pada April 2018. Mubadala menjanjikan komitmen investasi senilai US$2,15 juta untuk melaksanakan kegiatan G&G dan akuisisi data seismik 3D 500 kilometer persegi (km2), sementara bonus tanda tangan (signature bonus) yang dibayarkan senilai US$750.000.
Adapun kontrak Blok South Andaman ditandatangani pada Februari 2019. Mubadala menjanjikan komitmen investasi senilai US$2,15 juta berupa pelaksanaan kegiatan G&G dan seismik 3D 500 km2.
Sementara itu, komitmen signature bonus yang disetor ke pemerintah senilai US$2 juta. Cadangan gas di blok seluas 3.548,69 km2 sebesar 1.243,37 miliar kaki kubik (Bcf) dan minyak 218,92 juta barel.