Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) menyatakan saat ini sedang kekurangan pasokan gula industri.
Pasalnya, utilitas pabrikan makanan dan minuman yang membutuhkan pasokan gula cukup banyak, diproyeksikan akan meningkat hingga 100% pada Januari-Februari dalam rangka menghadapi kenaikan permintaan bulan Ramadan.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan hingga, Selasa (21/1/2020), telah ada delapan pabrikan pengolah gula yang menghentikan proses produksi lantaran tidak mendapatkan pasokan gula industri. Saat ini, katanya, sebagian pabrikan makanan dan minuman (mamin) sedang menghabiskan cadangan gulanya masing-masing di gudang industri.
"Biasanya [cadangan gula] industri mamin ada yang [mencadangkan] 1 minggu - 2 minggu. Minggu lalu baru empat pabrik gula [yang menghentikan produksi]. Dua hari lalu enam pabrik. Pagi ini delapan pabrik," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/1/2020).
Adhi mengharapkan agar Kementerian Perdagangan mengabulkan rekomendasi impor gula industri Kementerian Perindustrian untuk semester I/2020 sebesar 1,9 juta ton. Hingga akhir tahun, ujarnya, volume impor yang direkomendasikan adalah 3,1 juta ton.
Adapun dia menyatakan krisis garam pada tahun lalu tidak akan terulang pada tahun ini. Pasalnya Kemenperin menyetujui penuh usulan rekomendasi impor garam.
Adapun, rekomendasi kuota garam impor yang disetujui sekitar 570.000 ton. Angka tersebut naik sekitar 5% dari rekomendasi yang diberikan tahun lalu.