Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Kebut Pembangunan Transmisi 500 kV Senilai Rp2 Triliun

PT PLN (Persero) menargetkan pembangunan transmisi 500 kilovolt (kV) yang menghubungkan Jawa bagian tengah dan barat atau proyek Central West Java Transmission Line 500 kV rampung tahun ini dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun.
Teknisi melakukan penggantian kabel listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Surabaya, Kamis (28/9)./ANTARA-Didik Suhartono
Teknisi melakukan penggantian kabel listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Surabaya, Kamis (28/9)./ANTARA-Didik Suhartono

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) menargetkan pembangunan transmisi 500 kilovolt (kV) yang menghubungkan Jawa bagian tengah dan barat atau proyek Central West Java Transmission Line 500 kV rampung tahun ini dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun.

Pembangunan transmisi ini sebagai bagian dari solusi atas kejadian blackout yang terjadi pada 4 Agustus 2019. Pembangunan transmisi tersebut akan menghubungkan gardu induk Tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kV dari Indramayu ke Cibatu Baru (Deltamas), Indramayu ke Cirebon, hingga menghubungkan Jepara. 

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, proyek Central West Java Transmission Line 500 kV memiliki total panjang 573 kilometer (km). Transmisi dari Indramayu ke Cibatu Baru (Deltamas) dengan panjang 110 km, Mandrican ke Indramayu 90 km, Pemalang–Mandrican 172 km, TX Ungaran–Pedan–Pemalang 91 km, dan Tanjung Jati—TX Ungaran—Pedan dengan panjang 110 km. 

Direktur PLN Regional Jawa Madura Bali Haryanto WS mengatakan investasi tersebut akan menambah jalur transmisi dari sebelumnya ada empat sirkuit menjadi enam sirkuit. Penambahan jalur transmisi ini merupakan salah satu rekomendasi untuk memperkuat sistem kelistrikan di Jawa pasca-blackout

Seperti diketahui, blackout 4 Agustus 2019 bermula dari adanya gangguan pada jalur transmisi. Dari empat sirkuit yang ada, satu di antaranya sedang mendapatkan pemeliharaan. 

Pada saat bersamaan, dua sirkuit mengalami gangguan, sedangkan satu sirkuit tidak mampu menahan beban. Menurutnya, ketika sistem kelistrikan di Jawa sudah terdiri atas enam sirkuit, keandalan pasokan listrik akan semakin baik. Bahkan, saat berada dalam kondisi N-2, yakni gangguan terjadi pada dua sirkuit. 

“Keandalan bisa lebih baik, N-2 masih mampu, bahkan bisa lebih baik karena selama ini pelihara malam hari beban rendah waktu mepet dengan segala risiko yang ada,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini. 

Menurutnya, penambahan sirkuit tersebut juga berkaitan dengan beroperasinya pembangkit baru di Jawa, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang 1x1.000 MW secara komersial (commercial operation date/COD) pada November 2020, PLTU Batang Unit II 1.000 MW pada Maret-April 2021, serta PLTU Tanjung Jati Unit 5 dan 6 dengan kapasitas masing-masing 1.000 MW yang juga ditarget melakukan COD pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper