Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Edhy : Data Garam Industri Harus Jelas

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta data yang jelas terkait kebutuhan industri terhadap garam dalam operasional perusahaan.
Petambak memanen garam di desa Tanjakan, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019)./ANTARA-Dedhez Anggara
Petambak memanen garam di desa Tanjakan, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (10/7/2019)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta data yang jelas terkait kebutuhan industri terhadap garam dalam operasional perusahaan.

"Kami minta data yang jelas kebutuhan industri itu seperti apa supaya ada penjelasan terhadap pembedaan garam industri dan garam konsumsi. Kan tidak semua industri harus spesifikasi [menggunakan] garam industri," ujarnya, baru-baru ini (17/1/2020).

Edhy menjelaskan melalui program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) yang sudah berjalan sejak 2016, kualitas garam rakyat sudah semakin bagus. Garam ini menurutnya bisa dipakai untuk industri makanan.

“Akhirnya seperti Pak Luhut sampaikan, nanti kita akan bahas. Jadi, industri kalau benar-benar hanya menggunakan garam industri khusus yang tidak bisa diproduksi di Indonesia ya silahkan dia impor langsung sendiri," sebutnya.

Edhy menegaskan jangan sampai nanti ada asumsi garam industri yang diimpor bocor ke pasar. "Ini yang membunuh petani. Kami minta penegasan itu," katanya.

Kendati demikian, dia menilai persoalan garam tidak perlu diributkan. Pasalnya, semua sudah dikoordinasikan dengan Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian akan mengklarifikasi data kebutuhan garam industri.

Adapun tahun ini pemerintah berencana kembali mengimpor garam sebanyak 2,9 juta ton untuk kebutuhan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper