Bisnis.com, JAKARTA - Kapasitas pembangkit listrik terpasang selama 2019 bertambah 4,2 gigawatt (GW) menjadi 69,1 GW. Namun, hal tersebut tidak diikuti dengan realisasi konsumsi yang justru lebih rendah dari target.
Pada 2019 target konsumsi listrik per kapita sebesar 1.200 kWh. Namun, realisasi selama 2019 hanya 1.084 kWh per kapita.
Adapun target konsumsi listrik per kapita pada 2020 tetap ditargetkan lebih tinggi dari realisasi 2019, namun lebih rendah dari target tahun lalu, yakni sebesar 1.142 kWh per kapita.
Pada 5 tahun terakhir, kapasitas pembangkit terpasang memang terus mengalami peningkatan. Pada 2014, konsumsi listrik sebesar 910 kWh per kapita, 2015 naik menjadi 956 kWh per kapita, 2017 1.021 kWh per kapita, dan 2018 1.064 kWh per kapita.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai peningkatan konsumsi listrik tersebut seiring dengan peningkatan akses atau elektrifikasi dan pertumbuhan ekonomi. Saat ini, pemerintah sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik dan kompor listrik.
Dia mengatakan pemerintah pun terus mendorong penyelesaian megaproyek 35.000 MW. Saat ini, baru 14% pembangkit yang beroperasi atau dengan kapasitas total 5.071 MW.
Sementara itu, 62% pembangkit dengan kapasitas total 21.825 MW sedang melakukan konstruksi. Sisanya, 20% pembangkit dengan kapasitas total 6.878 MW sudah terkontrak namun belum konstruksi, 2% pembangkit pengadaan dengan kapasitas 829 MW, dan 2% pembangkit sedang tahap perencanaan dengan kapasitas total 734 MW.
Pada 2020, kapasitas pembangkit terpasang ditargetkan sebesar 74,8 MW atau naik sekitar 5,7 GW dari realisasi terpasang tahun sebelumnya.
"2020 target naik hampir 10 GW menjadi 74,8 GW. Dalam rangka peningkatan kapasitas pemerintah dorong penyelesaian program 35.000 MW yang sebagian besar dalam masa konstruksi," katanya, Kamis (9/1/2020).