Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas soal strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018)./Bisnis-Yodie Hardiyan
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat terbatas soal strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018)./Bisnis-Yodie Hardiyan

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memproyeksikan masih ada kemungkinan peningkatan cadangan devisa pada 2020, setelah Bank Indonesia mencatatkan cadangan devisa sebesar US$129,2 miliar pada Desember 2019. 

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pasar otimistis cadangan devisa Desember 2019 meningkat dipicu oleh arus masuk modal asing atau capital inflow terutama ke pasar saham. “Aliran modal asing tetap masuk, dan masih solid masuk ke pasar keuangan kita, sehingga ini menopang rupiah,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/1/2019).

Dia menilai kenaikan tersebut juga dapat menunjukkan kondisi neraca perdagangan mengalami perbaikan. Menurutnya, neraca perdagangan berhasil surplus pada akhir 2019. Hal tersebut dipengaruhi oleh reformasi kebijakan pemerintah yang baik, misalnya melalui pengurangan kegiatan impor dengan adanya kebijakan penggunaan B30.

Kendati begitu, lanjutnya, yang masih menjadi tantangan adalah bagaimana meningkatkan kegiatan ekspor Indonesia. Mengingat di global perlambatan ekonomi masih akan berlanjut, khususnya di negara ekspor seperti Jepang, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

“Ini masih jadi tantangan bagi pemerintah, bagaimana kita bisa mendorong ekspor non-migas terutama di manufaktur bisa ditingkatkan,” katanya.

Dia mengatakan tantangan tersebut juga masih akan berlanjut di 2020. Kendati, dia menilai masih ada kemungkinan peningkatan cadangan devisa meski tidak begitu signifikan. Dia memproyeksikan sampai akhir tahun ini, cadangan devisa bisa mencapai US$ 130-135 miliar, meskipun tantangan ekspor masih cukup besar dan kondisi global yang belum menentu.

“Tetapi saya meyakini dengan perbaikan reformasi struktural dan kebijakan mendorong investasi neraca perdagangan akan kembali membaik, sehingga cadev tahun ini juga ikut meningkat,” lanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper