Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penumpang Ngurah Rai Selama 2019 Tumbuh 2 Persen

Jumlah penumpang yang melintasi Bandara International I Gusti Ngurah Rai sepanjang 2019 hanya mengalami peningkatan sebesar 2 persen  jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan pada 2018.
Wisatawan mancanegara (wisman) membawa barang bawaan di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/9/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Wisatawan mancanegara (wisman) membawa barang bawaan di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/9/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, DENPASAR - Jumlah penumpang yang melintasi Bandara International I Gusti Ngurah Rai sepanjang 2019 hanya mengalami peningkatan sebesar 2 persen  jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan pada 2018.

Berdasarkan data manajemen Ngurah Rai, selama Januari-Desember 2019, bandara ini dilewati sebanyak 24,2 juta penumpang. Terdapat pertumbuhan sebesar 390.383 penumpang atau naik 2 persen jika dibanding dengan catatan di tahun 2018.

Adapun pada 2018  jumlah penumpang melalui bandara ini mencapai 23,77 juta orang penumpang. Tingkat pertumbuhan pada dua tahun lalu menyentuh angka 13 persen jika dibandingkan 2017.

Meski jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, manajemen tetap bersyukur karena kondisi di bandara lain ada yang mengalami penurunan. GM PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Herry A.Y. Sikado mengungkapkan pergerakan penumpang tahun lalu bahkan masih melebihi.

“Untuk catatan jumlah penumpang, kami sangat bersyukur, karena di saat banyak bandar udara lain yang mengalami penurunan jumlah penumpang, catatan kami masih menunjukkan tren positif di tahun 2019 lalu. Kami juga mengucapkan terima kasih serta apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh instansi komunitas bandar udara atas sinergi yang terjalin sangat baik di tahun lalu,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Selasa (7/1/2020).

Dari total 24,2 juta penumpang, rute internasional kembali mengungguli rute domestik. Dengan perbandingan 13,89 juta penumpang dari rute internasional dan 10,28 juta penumpang dari rute domestik, proporsi jumlah penumpang di tahun 2019 adalah 57 persen berbanding 43 persen.

Catatan jumlah penumpang selama 2019 tersebut menegaskan tingkat pertumbuhan penumpang selama 5 tahun terakhir. Tingkat pertumbuhan tertinggi dialami pada 2016, terdapat pertumbuhan 2,87 juta penumpang atau 16,8 persen dibanding 2015. Jika dirata-rata, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan selama 5 tahun terakhir mencapai 9 persen.

Herry menegaskan daya tampung maksimal bandar udara ini mencapai 24 juta penumpang. Dengan proyeksi wisatawan domestik maupun mancanegara di masa depan, pihaknya telah melakukan berbagai kajian terkait rencana pengembangan bandar udara.

“Saat ini kami sedang dalam tahap penyusunan masterplan pengembangan bandar udara yang nantinya dapat mencapai daya tampung maksimum di angka 37,6 juta penumpang pada 2026. Inilah kapasitas maksimum yang dapat dilayani nantinya,” ujar Herry.

Untuk angka pergerakan pesawat udara, tercatat 155.334 pergerakan di tahun 2019. Jika dibandingkan dengan pencatatan di tahun 2018 di angka 162.623, terdapat penurunan 7.289 pergerakan pesawat atau turun 4 persen. Penurunan pergerakan pesawat karena sejumlah maskapai mengganti jenis pesawat tipe kecil menjadi pesawat tipe besar dengan kapasitas penumpang lebih banyak.

Meskipun pertumbuhan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, Herry menegaskan selama lima tahun ke belakang pihaknya mencatat ada 5 maskapai yang membuka rute baru. 

Pada Mei tahun lalu maskapai berbiaya rendah asal Vietnam, VietJet Air, membuka rute baru yang menghubungkan Ho Chi Minh City dengan Bali. Rute ini semakin ramai dengan masuknya maskapai pembawa bendera Vietnam, Vietnam Airlines, yang juga melayani rute penerbangan yang sama mulai Oktober.

Pada Juli, Bali terhubung dengan salah satu kota besar di kawasan Eurasia, yaitu Istanbul dengan dibukanya rute Istanbul-Bali oleh Turkish Airlines sebagai salah satu pemain besar di dunia penerbangan.

Sebulan kemudian Malindo Air resmi memperkaya pilihan maskapai penerbangan yang menghubungkan Sydney dengan Bali. Tak ketinggalan, Citilink, mulai Oktober resmi menghubungkan ibu kota negara bagian Australia Barat, Perth, dengan Bali.

“Hal ini tentunya menjadi indikator bahwa daya tarik Bali bagi para wisatawan serta bagi maskapai penerbangan semakin kuat,” jelas Herry.

Herry menegaskan saat ini pihaknya telah merampungkan infrastruktur di area sisi udara untuk meningkatkan kapasitas runway dalam melayani pergerakan pesawat per jamnya, namanya Rapid Exit Taxiway (RET). Pada akhir Januari nanti infrastuktur ini dapat digunakan.

"Saat ini, daya tampung maksimum runway kami mencapai 32 pergerakan per jamnya. Dengan berfungsinya RET, maka daya tampung runway setiap jamnya akan dapat bertambah, yang tentunya dapat semakin mempercepat pergerakan pesawat di area sisi udara," tutur Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper