Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Cukai 2019 Tumbuh, Kepabeanan Terkontraksi

Penerimaan kepabeanan dan cukai terutama ditopang penerimaan cukai sepanjang 2019 mampu tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menkeu Sri Mulyani (ketiga kiri) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). ANTARA -Akbar Nugroho Gumay
Menkeu Sri Mulyani (ketiga kiri) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). ANTARA -Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai pada tahun 2019 mampu lampaui target dan mencapai Rp213,27 triliun.

Penerimaan kepabeanan dan cukai terutama ditopang penerimaan cukai sepanjang 2019 mampu tumbuh 8persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, penerimaan cukai sendiri cenderung didorong oleh cukai hasil tembakau (CHT) yang kontribusinya mencapai 95,67persen dari keseluruhan penerimaan cukai.

Realisasi CHT tercatat mencapai Rp164,87 triliun, tumbuh 7,8persen dibandingkan dengan penerimaan CHT tahun 2018.

Pertumbuhan CHT yang tinggi terutama didorong oleh tingginya produksi pada kuartal I/2019 serta penindakan rokok ilegal yang tumbuh 12,45persen dibandingkan 2018.

Meski penerimaan cukai tercatat tumbuh, hal ini berbanding terbalik dengan realisasi bea masuk dan bea keluar yang cenderung tidak memuaskan terutama akibat lesunya kegiatan ekspor dan impor.

Bea masuk tercatat terealisasi sebesar Rp 37,45 triliun atau terkontraksi sebesar 4,27persen. Dua sektor usaha dengan kontribusi bea masuk terbesar (90,5persen) yakni sektor perdagangan dan manufaktur sama-sama tercatat mengalami kontraksi setoran bea masuk masing-masing hingga 6,2persen dan 0,6persen.

Setoran bea keluar juga tercatat mengalami kontraksi yang dalam hingga 48,45persen dibandingkan 2018 dengan realisasi hanya sebesar Rp2,63 triliun.

Sektor dengan kontribusi bea keluar terbesar yakni pertambangan hanya menyetorkan bea masuk sebesar Rp2,63 triliun. Kontraksi setoran bea keluar dari sektor pertambangan sendiri mencapai 57,37persen. Adapun kontribusi sektor pertambangan terhadap bea keluar mencapai 75,4persen.

“Kontraksi bea keluar mengkonfirmasi berkurangnya aktivitas pertambangan karena beberapa perusahaan tambang yang tidak melakukan aktivitas ekspor seperti Freeport dan perusahaan tambang lain,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (7/1/2019).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper