Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur Asia Tutup Tahun dengan Prospek Positif

Indeks manajer pembelian Desember dari data IHS Markit yang dirilis Kamis (2/1/2020), menunjukkan bahwa indeks di Korea Selatan, Thailand dan Taiwan semua bergerak di atas 50.
Karyawan bekerja di jalur produksi mesin bor di sebuah pabrik di Zhangjiakou, Provinsi Hebei, China 14 November 2018./REUTERS
Karyawan bekerja di jalur produksi mesin bor di sebuah pabrik di Zhangjiakou, Provinsi Hebei, China 14 November 2018./REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Industri manufaktur Asia menutup tahun 2019 dengan prospek yang sedikit lebih cerah, di mana ada lebih sedikit ekonomi yang mengindikasikan kontraksi pada pabrik-pabrik mereka.

Indeks manajer pembelian Desember dari data IHS Markit yang dirilis Kamis (2/1/2020), menunjukkan bahwa indeks di Korea Selatan, Thailand dan Taiwan semua bergerak di atas 50.

Malaysia turut mengalami ekspansi dan berada di posisi antara ekspansi dan kontraksi, sedangkan Indonesia berada sedikit di bawahnya.

"PMI tampaknya telah meningkat secara keseluruhan pada Desember dan sentimen kemungkinan akan membaik lebih lanjut mengikuti perkembangan positif di bidang perdagangan," kata Priyanka Kishore dari Oxford Economics, Singapura, dikutip melalui Bloomberg, Kamis (2/1/2020).

Pembacaan regional bersamaan dengan sektor manufaktur China yang terus mengalami peningkatan output pada Desember, memperkuat pandangan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu mulai stabil.

PMI manufaktur resmi China tetap di 50,2 dan sub-indeks pesanan baru untuk ekspor naik ke ekspansi untuk pertama kalinya sejak Mei 2018.

Caixin Media dan IHS Markit PMI menunjukkan indeks manufaktur China naik tipis menjadi 51,5 pada Desember dari 51,8 pada November.

“2019 sangat buruk, kita akan memiliki siklus pemulihan. Kita bisa mengharapkan siklus pemulihan yang dipimpin oleh sektor ekspor dan sektor manufaktur di kawasan ini," kata Xia Le, Kepala Ekonom Asia Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA, Hong Kong, kepada Bloomberg Television.

Pabrikan Korea Selatan, yang sering dipandang sebagai barometer utama permintaan global, menikmati kinerja terkuat sejak April dengan output dan pesanan baru bergerak ke wilayah positif untuk pertama kalinya sejak Oktober 2018.

Adapun, PMI manufaktur India naik menjadi 52,7 dari 51,2 sebulan yang lalu, mendukung pandangan bahwa pemulihan ekonomi sedang meningkat.

Peningkatan aktivitas manufaktur didorong oleh pesanan baru, yang tumbuh pada laju tercepat sejak Juli.

Di sisi lain, manufaktur global terpantau mulai pulih dari kemerosotan sejak pertengahan 2019 setelah dampak dari kenaikan tarif mulai berkurang dan ada tanda-tanda rebound baru di sektor elektronik, yang merupakan mesin ekspor terpenting Asia.

Pada Selasa (31/12/2019), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa penandatanganan kesepakatan dagang fase satu dengan China kemungkinan akan dilakukan pada 15 Januari.

Kesepakatan ini akan meningkatkan tingkat pembelian China terhadap produk AS, khususnya agrikultur, dengan imbalan tarif impor yang lebih rendah pada beberapa produk ekspornya.

"Data survei menunjukkan bahwa bisnis mengantisipasi 2020 dengan lebih positif, seperti yang terlihat dari pembelian input yang lebih tinggi dan serta penimbunan barang," ujar Joe Hayes, seorang ekonom di IHS Markit dalam rilisnya.

Dia menambahkan, kunci untuk pembalikan tren negatif yang terlihat pada sebagian besar tahun 2019 tampaknya adalah peluncuran produk baru, terutama di sektor otomotif dan elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper