Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) memproyeksikan investasi pada industri makanan dan minuman (mamin) akan lebih tinggi pada 2020.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan ada banyak komitmen ivestasi yang teralisasikan pada tahun depan. Menurutnya, investasi pada industri mamin pada 2020 akan meningkat. Adhi menilai peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan kapasitas mesin dalam mengikuti tren produksi.
“Mesin yang diinvestasi bisa lebih fleksibel dalam [memproduksi] bentuk dan jenis produk supaya bisa memenuhi perubahan konsumen. Perubahan konsumen cepat sekali, sehingga banyak investasi ayng harus dipikirkan [pelaku industri mamin],” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.
Adhi menilai tren preferensi konsumen pada 2020 akan muai menjurus pada protein berbasis tanaman. Namun, katanya, karena proses perizinan dan pengujian produk mamin yang panjang di dalam negeri, tren tersebut baru akan populer pada 2021.
Adhi memberikan salah satu contoh produk makanan protein berbasis tanaman di Amerika Serikat yakni Impossible Burger. Adhi mengatakan makanan berbentuk daging berbahan tanaman akan populer di dalam negeri lantaran produk tersebut tidak eksklusif untuk satu jenis konsumen saja. “Di Amerika Serikat dan Australia produk ini sudah banyak diminati konsumen.”
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan akan ada investasi dari dalam negeri ke industri gula pada kuartal I/2020. Menurutnya, nilai investasi yang akan ditanam pada 2020 akan lebih tinggi lantaran kondisi politik yang lebih stabil dari 2019.
“Tahun depan akan lebih positif [pertumbuhan investasi]. Orang kan mau investasi lihat kondisi politik, dengan ini [kondisi politik] lebih tenang jadi mau [investasi]. Tahun ini termasuk yang agak rendah [investasinya],” ujarnya.