Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INACA Harap Pemerintah Wujudkan Avtur Satu Harga

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) berharap pemerintah dapat mewujudkan penerapan avtur satu harga.
Seorang petugas mengisi bahan bakar avtur ke pesawat./Istimewa
Seorang petugas mengisi bahan bakar avtur ke pesawat./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) berharap pemerintah dapat mewujudkan penerapan avtur satu harga. 

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan kondisi saat ini terjadi disparitas harga avtur untuk wilayah Indonesia bagian barat dan timur. Selisihnya mencapai Rp3.000 per liter.

"Avtur ini diharapkan ada pemerataan [harga] di wilayah Indonesia, sehingga harga yang ditawarkan ke maskapai lebih kompetitif. Harapannya, apa yang menjadi masukan kami bisa diimplementasikan," tutur Denon di Kemenko Perekonomian, Kamis (26/12/2019).

Pihaknya mengaku penerapan avtur satu harga saat ini masih dalam kajian asosiasi. Beberapa bandara akan segera disurvei untuk melihat kondisi disparitas harga.

Menurutnya, biaya avtur menjadi kontributor terbesar biaya operasional maskapai, yakni antara 30%- 40%. Selain itu, fluktuasi mata uang asing juga menjadi penyebab sensitifnya biaya operasional.

Pihaknya menuturkan adanya disparitas harga avtur yang terjadi antara wilayah Barat dan Timur Indonesia. Maskapai yang beroperasi di destinasi terpencil selama ini terbebani dengan tingginya harga avtur.

Dia menambahkan maskapai berperan dalam mendukung program pemerintah untuk membuka konektivitas di wilayah-wilayah terpencil. Biasanya wilayah tersebut berada di kawasan Timur.

Maskapai, lanjutnya, sudah melakukan pembukaan konektivitas tersebut ke beberapa rute baik yang bersifat perintis maupun yang sudah komersil. Akan tetapi, perlu ada konsep jangka panjang yang bisa diimplementasikan untuk bisa menunjang kesuksesan program konektivitas ini.

"Jadi, tidak membebani maskapai swasta karena biasanya operasional rute terpencil memiliki tingkat keterisian yang masih rendah ditambah dengan biaya operasional tinggi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper