Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar AS ‘Lowong’, IKM Furnitur Indonesia Didorong Ekspor

Wakil Ketua Industri Kecil dan Menegah HIMKI Regina Kindangen mengatakan produk mebel dan kerajinan di Indonesia memiliki keunggulan yang sesuai untuk pasar Amerika Serikat.
ilustrasi./ANTARA
ilustrasi./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) optimistis para pelaku industri dalam negeri, termasuk industri kecil dan menengah (IKM), mampu memanfaatkan celah pasar di Amerika Serikat di tengah perang dagang dengan China.

Wakil Ketua Industri Kecil dan Menegah HIMKI Regina Kindangen mengatakan produk mebel dan kerajinan di Indonesia memiliki keunggulan yang sesuai untuk pasar Amerika Serikat.

"Amerika Serikat merupakan pasar yang sangat menghargai kreativitas dan seni. Jadi, produk Indonesia sangat diminati di sana sebagai salah satu pilihan terbaik untuk pangsa pasar furniture dan craft," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Tidak hanya pelaku besar, Regina mengatakan peluang itu bisa diisi oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Apalagi, saat ini industri mebel didominasi oleh pelaku IKM.

Menurutnya, saat ini HIMKI beranggotakan lebih dari 3.000 perusahaan di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, 80% anggotanya yang berskala IKM ada 80%.

"Kami di HIMKI selalu mendengungkan kesetaraan, menghargai dan mendukung sesama anggota sesuai kreativitas dan kemampuan masing masing perusahaan. Jadi, HIMKI sangat mendukung IKM untuk maju dan berkembang."

Guna mendorong hal tersebut, Regina mengatakan HIMKI memiliki pameran dagang yang diselenggarakan setiap tahun di Jakarta untuk komoditas furnitur, kerajinan, dan homedecor.

Pameran itu, katanya, sukses mendorong penetrasi produk, termasuk milik IKM, ke sejumlah negara. Ke depan, pihaknya akan terus mendorong kolaborasi antarpelaku usaha mebel.

"Karena ada anggota berskala IKM, tetapi justru mampu menjual produknya ke tingkat dunia," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan sejumlah sektor manufaktur perlu dioptimalkan untuk mengisi celah potensi ekspor produk ke Amerika Serikat pada 2020.

Setidaknya ada lima sektor yang berpotensi besar di tengah perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Kelima sektor tersebut adalah tekstil, furnitur, elektronik, makanan dan minuman (mamin), serta produk karet.

Apindo, katanya , bakal mendorong sektor-sektor tersebut agar mampu memenuhi kebutuhan produk manufaktur di AS yang ditinggalkan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper