Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Luhut : Masih Banyak Ruang Investasi dan Kerja Sama Indonesia-Tanzania

Usai mengunjungi Uni Emirat Arab, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan melanjutkan lawatan luar negeri ke Tanzania guna mendorong kerja sama di berbagai sektor, seperti infrastruktur, energi, dan pertambangan.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Mendagri Tito Karnavian (kedua kanan), Menlu Retno Marsudi (kedua kiri) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Mendagri Tito Karnavian (kedua kanan), Menlu Retno Marsudi (kedua kiri) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA – Usai mengunjungi Uni Emirat Arab, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan melanjutkan lawatan luar negeri ke Tanzania guna mendorong kerja sama di berbagai sektor, seperti infrastruktur, energi, dan pertambangan.

Luhut juga membahas kerja sama ekonomi lainnya di mana Tanzania adalah pendukung pembentukan Prefential Trade Agreement RI – EAC.

“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Afrika sebagai Kepala "Satuan Tugas Infrastruktur Indonesia untuk Afrika, sebagaimana diamanatkan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Indonesia is Africa’s true partner and trusted friend," ujar Menko Luhut saat melakukan pertemuan bilateral dengan Minister of State Prime Minister Office (Investment) Hon Angela Mbelwa Kairuki pada Selasa (17/12/2019) seperti dikutip dari keterangan resmi.

Menko Luhut juga mengucapkan terima kasih kepada Tanzania atas dukungannya dalam pembentukan dan partisipasinya dalam Indonesia – Africa Infrastructure Dialogue (IAID) yang dilangsungkan di Bali pada 20 -21 Agustus 2019 lalu.

Dia menuturkan bahwa di sela-sela IAID, delegasi Indonesia dan Tanzania menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja tentang Pembangunan Terminal Cair Massal Zanzibar, dan dapat diperluas ke pembangunan pelabuhan peti kemas dengan nilai US$190 juta.

Sejak itu, kata Luhut, PT WIKA dan Indonesia Eximbank telah mengadakan sejumlah pertemuan dengan rekan-rekan mereka di Tanzania, untuk membahas teknis proyek, termasuk persiapan studi kelayakan dan skema pembiayaan, semoga pemerintah Tanzania mendukung kerja sama ini.

Lebih lanjut, dia juga menyambut baik kerja sama potensial dalam pembangunan hotel bintang lima di Dodoma antara BUMN Indonesia, dengan Commonwealth Parliamentary Association (CPA) dengan nilai US$33 Juta.

“Sebagai tindak lanjut, PT WIKA dan Indonesia Eximbank telah melakukan diskusi teknis dengan CPA untuk membahas teknis proyek, termasuk nota kesepahaman, studi kelayakan, dan skema pembiayaan,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama dalam sejumlah proyek infrastruktur di Dodoma antara PT. WIKA dan SUMA JKT yang langsung disaksikan oleh Menko Luhut beserta anggota Satgas Infrastruktur RI untuk Afrika.

“Saya yakin kerja sama ini akan membuka lebih banyak proyek nyata di sektor konstruksi,” terang Menko Luhut.

Kemudian di sektor energi dan pertambangan, Luhut mengatakan, pada bulan November 2019 ini telah ada diskusi berkelanjutan antara TIMAH dan STAMICO (Perusahaan Tambang Negara) Tanzania.

“Tentang kerja sama pertambangan untuk mineral yaitu, emas, fosfat dan timah. TIMAH telah mengirim Letter of Intent ke STAMICO serta draft awal Nota Kesepahaman untuk kerja sama antara kedua pihak. BUMN Indonesia lainnya, Pertamina, yang telah membeli saham mayoritas Maurel & Prom termasuk operasinya untuk produksi gas di Tanzania sejak 2017. Pertamina, melalui operasinya oleh Maurel & Prom berharap untuk meningkatkan produksinya di Tanzania,” katanya.

Kemudian, dalam pertemuan dengan Minister of Works, Transport and Communications Isack Mawelwe, Luhut menyatakan masih banyak ruang untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Tanzania.

“Indonesia berpenduduk 270 juta jiwa, jadi merupakan pasar besar untuk Tanzania bila ingin investasi. Kami menyaksikan tren positif dalam pertumbuhan perdagangan sekitar 11% antara 2014 dan 2018. Namun, ada penurunan 22% pada periode Januari-September 2019, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Dia juga memaparkan salah satu cara efektif untuk merangsang perdagangan kedua negara adalah mengurangi hambatan perdagangan tarif melalui pembentukan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA).

“Jika mungkin, Indonesia ingin mengusulkan untuk membangun PTA bilateral dengan Tanzania. Saya juga mencatat bahwa Tanzania adalah anggota Komunitas Afrika Timur (EAC),” kata dia.

Sejak 2017, Indonesia telah mengusulkan untuk membuat Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antara Indonesia dan EAC. Dukungan Tanzania akan sangat berarti, khususnya untuk menugaskan pejabat masing-masing untuk mengadakan diskusi pendahuluan tentang masalah ini.

Kunjungan kerja kali ini juga menghasilkan kesepakatan pertemuan lanjutan dialog antara Tanzania-Indonesia pada Februari 2020 untuk memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper