Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor untuk membeli properti pada 2020 diprediksi akan mengalami perbaikan jika dibandingkan kondisi pada 2019 yang mengalami penurunan cukup signifikan.
Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Angra Angreni minat investor untuk membeli properti sebagai investasi bakal mengalami perbaikan seiring dengan telah berakhirnya tahun politik dan pembangunan infrastruktur yang terus dipacu oleh pemerintah.
“Proyeksi ke depan, pasar [investor] akan cenderung bergerak positif meskipun masih moderat karena ditopang dengan berkembangnya infrastruktur, baik yang sudah hampir jadi maupun yang baru akan dikerjakan,” ujar Angra kepada Bisnis, Selasa (17/12/2019).
Untuk lebih menarik minat investor, Angra mengatakan pengembang diharapkan bisa lebih cepat tanggap dalam menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan target pasar.
“Konsep yang mengutamakan efisiensi, dan smart menjadi pertimbangan dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen saat ini. Pengembang juga diharapkan bisa lebih fleksibel baik dari sisi pembayaran maupun produk,” ucapnya.
Lebih lanjut, Angra mengungkapkan sepanjang 2019 minat investor untuk membeli properti sebagai investasi memang cenderung menurun. Beberapa faktor yang ditengarai menjadi penyebabnya ialah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, serta penyelenggaraan Pemilu yang membuat sikap investor cenderung wait and see.
“Di tahun yang sama, pemerintah juga mengutarakan rencana pemindahan ibu kota yang tentunya berdampak pada keputusan investor maupun developer,” ungkapnya.
Sebelumnya, Head of Marketing Rumah.com Ike Noorhayati Hamdan mengatakan turunnya minat investasi lebih disebabkan karena para investor masih tetap melihat kondisi pasar sewa sebagai pertimbangan utama.
Hasil survei yang dilakukan Rumah.com mengenai Property Affordability Sentiment Index menunjukkan bahwa sebanyak 60% responden menyatakan masih mempertimbangkan pasar sewa sebelum membeli properti sebagai investasi.
Hasil survei Rumah.com juga menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dari sisi jumlah konsumen yang membeli properti sebagai tujuan investasi.
Pada semester I/2019 sekitar 16% yang menyatakan tujuan membeli properti untuk investasi. Angka itu jauh menurun jika dibandingkan angka pada semester II/2018 yaitu sebesar 30%.
Selain kondisi pasar sewa, Ike mengungkapkan faktor-faktor lain yang turut menjadi pertimbangan para investor ialah prospek perkembangan wilayah, harga properti saat ini, dan fasilitas di sekitar lingkungannya.