Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi CPO Indonesia Bisa Capai 70 Ton pada 2025

Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia diperkirakan bisa menembus 70 juta ton pada 2025 meski moratorium lahan perkebunan masih diberlakukan. 
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia diperkirakan bisa menembus 70 juta ton pada 2025 meski moratorium lahan perkebunan masih diberlakukan. 

Keberhasilan peremajaan dan intensifikasi menjadi faktor utama pendongkrak produksi. Di samping itu, konsumsi domestik pada 2025 pun diproyeksi tetap akan tumbuh. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono menilai jika program biodiesel dengan kandungan bahan nabati mencapai 100% (B100) terwujud dalam 5 tahun ke depan, serapan domestiknya bisa mencapai 30 juta ton.

"Misal B100 berlaku, seandainya dimulai 5 tahun lagi, kebutuhannya bisa mencapai 30 juta ton sawit. Berapa produksi Indonesia saat itu? Berdasarkan analisis, saya perkirakan produksi pada 2025 bisa mencapai 70 juta ton dengan intensifikasi," kata Joko ketika mengisi acara diskusi di Wisma Bisnis Indonesia, Selasa (17/12/2019).

Kendati demikian, Joko menggarisbawahi bahwa proyeksi tersebut masih bersifat prematur. Dia menjelaskan pelaku usaha masih menunggu data pasti luas perkebunan sawit yang rencananya bakal diumumkan pemerintah dalam waktu dekat.

"Asumsi kenaikan ini jika peremajaan sesuai target dan intensifikasi berjalan baik meski ada moratorium. Mari kita tunggu luas data yang disebut pemerintah. Misal luas kebun sawit 16 juta hektare, dengan produksi 70 juta ton berarti produktivitas sekitar 4 koma ton per hektare. Bahkan sekarang ada yang produktivitasnya mencapai 10 ton per hektare," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono menyatakan pihaknya bekerja sama dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait telah menyusun data termutakhir perkebunan kelapa sawit yang didasari pantauan citra satelit. Dia tak memungkiri jika terdapat perbedaan data luas yang dirilis oleh sejumlah lembaga. 

Menurutnya, perbedaan tersebut timbul lantaran perbedaan metode sebagai dasar perhitungan luas.

"Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial luas kebun sawit mencapai 18 juta hektare, Kehati 15,8 juta hektare, sementara statistik kami menunjukkan luas kebun sawit sebesar 14,3 juta hektare. Dalam waktu dekat kami akan umumkan satu data sawit yang merupakan hasil kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait," ujar Kasdi.

Data termutakhir itu disebut Kasdi bakal menjadi dasar perhitungan produktivitas dan produksi CPO dalam negeri. Pihaknya pun bakal memetakan kembali luas perkebunan yang dikelola petani swadaya, perusahaan swasta, dan perusahaan negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper