Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikritik Soal Rencana Ekspor Benih Lobster, Menteri Edhy Mengaku Tak Gentar

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tak gentar menghadapi kritikan dari sejumlah pihak terkait wacana ekspor benih lobster. Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi risiko yang harus dihadapi semua pengambil kebijakan. 
Petugas Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya menunjukkan benih lobster yang hendak diselundupkan dari Cilacap ke Surabaya di kantor Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (18/4/2018)./ANTARA FOTO-Umarul Faruq
Petugas Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya menunjukkan benih lobster yang hendak diselundupkan dari Cilacap ke Surabaya di kantor Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (18/4/2018)./ANTARA FOTO-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tak gentar menghadapi kritikan dari sejumlah pihak terkait wacana ekspor benih lobster. Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi risiko yang harus dihadapi semua pengambil kebijakan. 

"Saya pikir ini hal yang lumrah. Mau dipojokkan, dituding terlibat penyelundupan, itu biasa, enggak usah panas," ujarnya di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Senin (16/12/2019). 

Dia menilai tidak perlu takut mengambil dan menjalankan keputusan yang bertujuan demi kepentingan masyarakat dan kepentingan negara. "Apa saja yang akan menghantam, itu bagian penguatan rencana kami. Jadi, jangan pernah ragu," tegasnya.

Edhy menjelaskan wacana untuk mengekspor benih lobster demi mengakomodasi masyarakat nelayan yang hidupnya bergantung pada komoditas ini. Menurutnya, pemerintah tak mau abai terhadap kepentingan masyarakat tersebut. 

Meskipun begitu, dia menegaskan ekspor harus di dilakukan dengan ketentuan khusus, yakni jika negara tidak bisa besarkan sendiri sembari menunggu persiapan pembangunan infrastrukturnya. 

"Sambil menunggu ini, hitung berapa lama. Penangkap sudah ada, ya sudah kami kasih kuota [ekspor]. Tapi ini masih tataran kajian," tambahnya.

Dia menuturkan Indonesia merupakan penghasil benur atau benih lobster terbanyak di dunia. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa melakukan pembesaran. Pada hasil uji coba awal, pembesaran baru berhasil dilakukan 30-40 hari.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti pun angkat bicara ketika aturan terkait perdagangan benih lobster dikaji ulang. Dalam akun twitter pribadinya, @susipudjiastuti, dia menyebut lobster bernilai ekonomi tinggi dan tidak boleh punah.

“Lobster yg bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak. Astagfirullah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya,” tulis Susi.

Diskusi mengenai wacana ekspor benih lobster pun menghangat di akun twitter Susi. Dia pun membalas sejumlah cuitan terkait hal ini. 

Di antaranya terkait lobster yang belum bisa dikembangbiakkan. Menurutnya, semua bibit dari alam. Adapun Vietnam, kata Susi, hanya membesarkan.

"Negara lain yang punya bibit tidak mau jual bibitnya. Kecuali kita, karena bodoh," cuit Susi.

Dia lantas menjelaskan bahwa satu  ekor bibit lobster mutiara dijual seharga Rp100.000-Rp200.000. Sementara jika sudah besar, satu ekor lobster berukuran 800 gram harganya mencapai Rp4 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Lucky Leonard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper