Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Industri Jerman Berpotensi Seret Pertumbuhan Ekonomi 2020

Bank sentral Jerman tersebut memangkas perkiraan produk domestik bruto ekonomi terbesar di Eropa ini dari 1,2% pada proyeksi awal pada Juni 2019, menjadi 0,6% untuk 2020.
Karyawan produsen mobil Jerman Porsche mengerjakan Porsche 911 di pabrik Porsche di Stuttgart-Zuffenhausen, Jerman, 19 Februari 2019. /Reuters-Ralph Orlowski
Karyawan produsen mobil Jerman Porsche mengerjakan Porsche 911 di pabrik Porsche di Stuttgart-Zuffenhausen, Jerman, 19 Februari 2019. /Reuters-Ralph Orlowski

Bisnis.com, JAKARTA - Proyeksi terbaru Bundesbank menunjukkan bahwa penurunan manufaktur terburuk Jerman dalam 1 dekade terakhir akan menyeret pertumbuhan ekonomi setidaknya sampai 2020.

Bank sentral Jerman tersebut memangkas perkiraan produk domestik bruto ekonomi terbesar di Eropa ini dari 1,2% pada proyeksi awal pada Juni 2019, menjadi 0,6% untuk 2020.

Di saat ekspor harus mulai pulih pada tahun ini guna mendorong produksi industri, belanja konsumen terlihat melambat. Proyeksi menunjukkan momentum akan meningkat dalam 2 tahun ke depan.

Gubernur Bundesbank Jens Weidmann mengatakan pemulihan pada akhirnya akan dipicu oleh kebijakan fiskal yang mendukung dan kebijakan moneter ultra-ekspansi Bank Sentral Eropa (ECB), tetapi pada saat yang sama akan menimbulkan risiko penurunan lanjutan.

"Masih ada zona bahaya eksternal, yang dapat memperburuk dan memperpanjang penurunan dalam industri," katanya, dikutip melalui Bloomberg, Jumat (13/12/2019).

Jerman zona euro yang lebih luas mengalami laju pertumbuhan paling lambat di tengah sejumlah ketidakpastian termasuk ketegangan perdagangan antara AS dan China, serta Brexit yang terus ditunda.

Perkiraan Bundesbank itu memberikan pandangan awal untuk ekonomi Jerman hingga 2022, menjelang pergantian pemerintahan pada tahun yang sama.

Pada kesempatan lain, Gubernur ECB Christine Lagarde, yang menghadiri debutnya pada konferensi pers Kamis (12/12/2019), mengatakan bahwa risiko penurunan telah menjadi sedikit lebih lunak.

Perundingan terkait dengan perdagangan AS-China maupun Eropa dengan mitra dagangnya, menunjukkan beberapa tanda-tanda perbaikan, serta Jerman berhasil menghindari resesi pada kuartal III/2019.

Pada saat yang sama, data dari sektor manufaktur negara itu belum menunjukkan peningkatan setelah berbulan-bulan mengalami kemunduran.

Angka yang dirilis pekan lalu menunjukkan kemerosotan dalam pesanan pabrik dan produksi industri secara tak terduga semakin dalam pada Oktober.

Inflasi terlihat berakselerasi secara bertahap, sebagian karena biaya energi yang lebih tinggi terkait dengan langkah pemerintah untuk memerangi perubahan iklim.

Bundesbank memprediksi pertumbuhan harga konsumen sebesar 1,9% pada 2022, tingkat yang ingin dicapai ECB untuk kawasan euro secara keseluruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper