Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan TransNusa berencana melakukan penyesuaian rencana bisnis maskapai dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan perkembangan potensi pasar penerbangan nasional.
Managing Director TransNusa Bayu Sutanto menilai rencana bisnis yang berjalan sudah saatnya dilakukan perubahan karena disusun sejak 3 tahun lalu. Terlebih, tingkat keterisian kursi (seat load factor) maskapai terus meningkat antara 70 persen--80 persen.
"Kami sedang mempelajari business plan baru ke depan. Akan ada rute-rute baru dan penggunaan jenis pesawat narrow body," kata Bayu, Selasa (10/12/2019).
Dia menambahkan akan ada penambahan lima rute baru di intra Jawa pada 2020. Maskapai yang beroperasi sejak 2005 ini ingin menjadikan Bandara Husein Sastranegara Bandung sebagai hub penerbangan ke kota utama seperti Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Terlebih, lanjutnya, saat ini bandara berkode BDO tersebut telah diubah PT Angkasa Pura II menjadi pengumpul (hub) bagi penerbangan pesawat baling-baling (turboprop/propeller) untuk rute di dalam dan luar Jawa.
Dia menuturkan target jumlah penumpang akhir 2019 sebesar 500.000 orang. Hingga kini realisasinya sudah lebih dari 90 persen, dan akan bertambah dengan adanya masa angkutan Natal dan Tahun Baru.
TransNusa beroperasi sejak 2005 yang memulai sebagai penerbangan tidak berjadwal (charter) dan mulai mengoperasikan rute berjadwal pada 2011. Saat ini, kekuatan armada yang dimiliki sebanyak 10 unit dengan jenis pesawat ATR 42-500 dan ATR 72-600 dengan rata-rata usia di bawah 5 tahun.