Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berjanji akan mengatasi tingginya harga pakan ikan yang banyak dikeluhkan oleh para pembudidaya.
Setidaknya ada langkah yang akan dilakukan. Pertama, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan bantuan mesin pembuat pakan ikan modern ke balai perbenihan dan budidaya ikam. Hadirnya mesin yang disertai dengan pelatihan, diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada masyarakat setempat tentang tata cara membuat pakan ikan yang berkualitas baik.
"Di samping itu, kita juga akan bantu setiap kelompok-kelompok pembudidaya ikan melalui pakan ikan mandiri untuk mengatasi permasalahan pakan ikan yang mahal," kata Edhy dikutip Bisnis dari keterangan pers, Sabtu (7/12/2019).
Pakan ikan mandiri merupakan alternatif bagi para pembudidaya perikanan untuk mengurangi ketergantungan pada pakan industri. Selama beberapa tahun terakhir, KKP terus memberikan bantuan pakan ikan mandiri kepada sejumlah pembudidaya yang menjadi salah satu prioritas KKP periode 2019-2024.
Langkah kedua, Edhy menegaskan KKP akan menjalin komunikasi dengan pengusaha pembuat pakan guna mencari solusi terhadap tingginya harga pakan. Sebab, hal ini berimbas pada mahalnya ongkos produksi para pembudidaya sehingga menurunkan gairah industri beberapa tahun belakangan.
Lima tahun yang lalu, kata Edhy ongkos produksi pembudidaya dari pakan ikan saja sekitar 40%, sekarang sudah 70%. "Nah, ini ada naik 30 persen dalam lima tahun itu masalahnya gimana? Kami mau tahu apakah itu masalahnya di distribusi atau terlalu banyak perantara jadi banyak tengkulaknya? Ini akan kita cari jalan keluarnya," sebutnya.
KKP juga akan kembali menghidupkan komisi-komisi yang pernah terbentuk. "Komisi tuna dan lain sebagainya untuk menjaring informasi dan masukan-masukan setiap saat," tambah Edhy.
Hingga saat ini, KKP diketahui telah memproduksi sekitar 7 juta ton bibit ikan per tahunnya. Diharapkan angkanya meningkat setiap tahun. Edhy mengaku sudah membuat pola modelnya seperti apa untuk perikanan budidaya, baik di air tawar, air payau, maupun air laut.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menerangkan bahwa salah satu masalah utama yang mengemuka di hampir seluruh kabupaten di Jawa Tengah misalnya, adalah ketersediaan induk unggul. Khususnya untuk komoditas ikan air tawar seperti gurame, nila, dan lele.
Oleh karena itu, KKP terus memacu pemuliaan induk unggul ikan air tawar untuk mendukung ketersediaan benih berkualitas sekaligus ketersediaan induk bagi masyarakat.
Di samping itu, untuk mewujudkan kualitas benih dan.induk yang unggul, keberadaan Pos Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) di kawasan budidaya akan menjadi hal yang esensial. "KKP bekerjasama dengan pemerintah daerah akan menghidupkan kembali Posikandu yang belum beroperasional secara maksimal guna menyukseskan keberlanjutan perikanan budidaya," jelas Slamet.