Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan sudah memiliki lima bandara yang mampu mengakomodasi penerbangan pesawat berbadan lebar atau wide body.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan indikator kesiapan bandara tersebut selain dimensi landas pacu (runway) adalah pengalaman dalam menangani penerbangan haji dan umrah.
Adapun, kelima bandara yang dimaksud adalah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Kuanalamu Medan, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Minangkabau Padang, dan Sultan Iskandar Muda Aceh.
"Dengan kondisi saat ini, kelima bandara itu yang sudah siap baik dari sisi dimensi runway maupun PCN [kualitas permukaan/pavement classification number]," katanya kepada Bisnis.com, Rabu (4/12/2019).
Dia menjelaskan Lion Air Group sudah menggunakan Airbus 330 dan Garuda Indonesia Group memilih Boeing 777 saat beroperasi pada lima bandara tersebut. Di sisi lain, kelimanya juga sudah memiliki kategori sebagai bandara internasional.
Dia menambahkan perseroan tidak mungkin melakukan pengembangan suatu bandara apabila wilayah setempat tidak memiliki potensi jumlah penumpang. Misalnya saja untuk Pekanbaru atau Tanjung Pinang yang merupakan kota dengan permintaan penerbangan rendah.
Baca Juga
Selain itu, menurutnya, akan sulit untuk memaksakan Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu mampu didarati oleh Boeing 777 karena pasarnya yang masih minim. AP II tidak mungkin melakukan peningkatan dimensi runway tanpa mengacu pada permintaan pasar maupun potensi rute luar negeri seperti haji dan umrah.
Maskapai, lanjutnya, juga tidak sembarangan dalam menentukan penggunaan pesawat wide body pada sebuah rute. Pesawat wide body bisa membuat frekuensi penerbangan berkurang menjadi separuhnya dengan kapasitas jumlah penumpang yang dua kali lebih besar.
Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang seiring dengan penggunaan pesawat wide body oleh maskapai, AP II juga melakukan pengembangan sisi darat (land side). Salah satunya adalah proyek pembangunan gedung terminal baru di Bandara Minangkabau.
Saat ini, progres pekerjaan sudah mencapai sekitar 60% dan siap dibuka dalam rangka soft operation pada Februari 2020. Adapun, terrminal baru bagi penumpang pesawat itu dibangun persis di samping terminal eksisting.
Setelah terminal baru dan terminal eksisting terhubung, lanjutnya, Bandara Minangkabau memiliki kapasitas 5,7 juta penumpang pesawat setiap tahun, atau meningkat signifikan dibandingkan dengan saat ini hanya 2,2 juta penumpang per tahun.
Terlebih, kata Awaluddin, realisasi jumlah penumpang sudah mencapai sekitar 4,2 juta orang pada 2018. Pengembangan terminal akan meningkatkan standar pelayanan dan kenyamanan penerbangan kepada penumpang.
Dia menuturkan telah menyelesaikan 100% pengembangan apron menjadi 92.250 meter², sehingga memiliki 15 parking stand pesawat dari sebelumnya hanya delapan parking stand. Adapun, parking stand saat ini dapat mengakomodir pesawat narrow body seperti Boeing 737 dan Airbus 320, hingga pesawat wide body seperti Boeing 747, Boeing 777, serta Airbus A330.