Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FAA Kirim Surat kepada Boeing Soal 737 MAX, Begini Isinya

Regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA), menegaskan akan menjadi satu-satunya penerbit sertifikat kelaikan udara untuk semua pesawat Boeing 737 MAX yang baru.
FAA Kirim Surat kepada Boeing Soal 737 MAX/REUTERS-Ilustrasi
FAA Kirim Surat kepada Boeing Soal 737 MAX/REUTERS-Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Regulator penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA), menegaskan akan menjadi satu-satunya penerbit sertifikat kelaikan udara untuk semua pesawat Boeing 737 MAX yang baru.

FAA mengungkapkan bahwa hal tersebut telah disampaikan kepada Boeing Co., pabrikan jet 737 MAX. Penerbitan sertifikat kelaikan udara diketahui dilakukan bersama dengan Boeing di masa lalu.

Dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Boeing pada Selasa (26/11/2019), FAA mengatakan "telah memutuskan bahwa kepentingan publik dan keselamatan dalam perdagangan udara mengharuskan FAA mempertahankan otoritas untuk mengeluarkan sertifikat kelaikan udara dan sertifikat kelaikan udara ekspor untuk seluruh pesawat 737 MAX”.

FAA mengatakan akan menjaga otoritas pengeluaran sertifikat sampai yakin bahwa Boeing memiliki "kontrol kualitas dan proses verifikasi di tempat yang berfungsi penuh”. Segala prosedur Boeing lainnya juga ditegaskan harus memenuhi semua standar peraturan.

Selain itu FAA mengutarakan bahwa pihaknya belum menyelesaikan tinjauan atas perubahan-perubahan desain pesawat 737 MAX dan pelatihan pilot.

Adapun dalam pernyataannya melalui surel juru bicara Boeing Gordon Johndroe mengatakan Boeing terus menuruti arahan yang disampaikan FAA dan regulator-regulator global.

“Mereka akan menentukan kapan tahap-tahap penting tercapai serta kapan armada [737 MAX] dan persyaratan pelatihan disertifikasi sehingga MAX dapat dengan aman kembali beroperasi,” tutur Johndroe, seperti dilansir Reuters.

Seperti diketahui, larangan layanan terbang pesawat 737 MAX, jet terlaris Boeing, telah diberlakukan di seluruh dunia sejak Maret 2019 menyusul dua tragedi jatuhnya pesawat model ini di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan total 346 orang.

Boeing sempat mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan FAA akan mencabut larangan tersebut pada pertengahan Desember meskipun tidak mengharapkan otoritas itu untuk menyelesaikan peninjauannya atas persyaratan pelatihan yang direvisi sampai Januari 2020.

Perusahaan masih memiliki banyak kendala untuk diselesaikan terkait sertifikasi uji penerbangan yang belum dijadwalkan dan kerja simulator dengan pilot-pilot internasional. Perusahaan juga harus menyelesaikan audit dokumentasi perangkat lunak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper