Bisnis.com, JAKARTA -- Pertemuan Komite Konsultatif Pertanian/Consultative Committee on Agriculture (CCA) Indonesia-Meksiko ke-3 digelar di Mexico City, Meksiko.
Pertemuan itu membahas kembali keinginan Indonesia mengimpor sapi bakalan dari Negeri Sombrero.
Siaran pers Kedutaan Besar RI (KBRI) Mexico City, Selasa (26/11/2019), menyebutkan harapan Indonesia untuk menjajaki kerja sama perdagangan sapi bakalan dengan Meksiko.
Impor sapi bakalan diharapkan meningkatkan populasi sapi betina produktif di Indonesia sejalan dengan mandat Peraturan Menteri Pertanian No 41/2019 yang mengatur rasio 1:20 antara indukan dan bakalan dalam importasi bakalan.
Adapun kebutuhan konsumsi daging sapi Indonesia mencapai 500.000 ekor per tahun yang saat ini harus dipenuhi dari impor.
Selain menjajaki kerja sama penguatan industri ternak sapi di Indonesia, pertemuan CCA juga membahas kerja sama genetic improvement beberapa komoditas pertanian, yakni kelapa, kelapa sawit, kakao, dan kopi serta akselerasi fasilitasi akses pasar komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan.
Delegasi RI pada pertemuan itu dipimpin oleh Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian didampingi Dubes RI untuk Meksiko.
Adapun delegasi Meksiko dipimpin oleh Koordinator Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Pertanian Meksiko (SADER).
Terkait isu kelapa sawit, Indonesia mengundang Meksiko untuk riset bersama pengembangan energi terbarukan (biofuel) berbasis kelapa sawit. Saat ini Indonesia sudah menerapkan program B-20 dan menuju B-30.
Selain itu, Indonesia menawarkan kerjas ama penanggulangan penyakit kelapa sawit dengan Meksiko.
Meksiko menyambut baik kesempatan untuk belajar dari Indonesia mengenai pengembangan kelapa sawit, termasuk untuk pengembangan biofuel. Meksiko juga menyampaikan minat untuk mengeksplorasi kemungkinan kerja sama pengembangan biofuel berbasis produk lain, misalnya minyak jarak dan jathropa, yang dapat ditanam di lahan marginal.
Terkait dengan akses perdagangan, Indonesia berminat untuk mengekspor buah buahan tropis eksotis, seperti salak, manggis, dan nenas.
Lebih lanjut, delegasi Indonesia juga mengangkat isu larangan impor udang dari Indonesia yang diterapkan Meksiko sejak 2015. Indonesia telah mengundang Meksiko untuk mengevaluasi ulang kondisi Indonesia, tetapi sampai saat ini belum dilakukan oleh Meksiko.
Pihak Meksiko menyampaikan komitmennya untuk melakukan upaya pencabutan larangan impor udang itu.
Di sisi lain, Meksiko menyatakan minatnya untuk memasukkan produk halalnya ke pasar Indonesia. Saat ini sudah ada 60 perusahaan Meksiko yang mendapatkan sertifikasi halal, khususnya dari lembaga Instituto Halal (Spanyol).
Delegasi RI menegaskan sertifiksi halal untuk ekspor ke Indonesia harus mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.
Pertemuan CCA Indonesia-Meksiko merupakan forum untuk membicarakan isu pertanian yang menjadi perhatian bersama kedua pihak, termasuk untuk meningkatkan kerja sama Indonesia–Meksiko.
Pertemuan sebelumnya dilaksanakan pada 2012 dan 2017. Menurut remcana, pertemuan CCA Indonesia–Meksiko ke-4 akan dilaksanakan di Indonesia pada 2020.