Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menilai percepataan penggunaan kendaraan listrik akan lebih mudah dilakukan mulai dari motor dan bus listrik.
Asisten Deputi Industri Penunjang Infrastruktur Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim dan Investasi Firdausi Manti mengatakan motor listrik dan bus listrik lebih mudah penjualannya daripada mobil listrik.
Misalnya, masyarakat dalam memilih menggunakan bus listrik hanya memperhitungkan kenyamanan dan tarif yang murah, sedangkan dalam pembelian mobil akan ada lebih banyak pertimbangan.
Saat ini pemerintah telah membentuk tim koordinasi percepatan penggunaan kendaraan listrik. Dalam tim koordinasi yang terdiri atas lintas kementerian dan kepolisian ini akan dibentuk kelompok kerja yang melibatkan pelaku usaha untuk memberikan masukan percepatan penggunaan kendaraan listrik.
"Memang yang lebih mudah motor dan bus. Tentunya diperlukan kerja sama semua pihak untuk mendukung tiga visi, yakni impor bbm, memperbaiki lingkungan, dan membangun industri kendaraan listrik termasuk komponen utama," katanya, Selasa (26/11/2019).
Ketua Tim Mobil Listrik PT PLN (Persero) Zainal Arifin mengatakan dengan jumlah 138 juta sepeda motor dan rata-rata penambahan 6 juta kendaraan setiap tahun, potensi untuk dikonversi menjadi kendaraan listrik sangat besar. Apalagi, daya yang dibutuhkan tidak sebesar mobil listrik sehingga bisa diisi di rumah masing-masing.
Baca Juga
"Ada 138 juta sepeda motor bisa jadi potensi elektrifikasi. Jangan khawatir dengan power supply," katanya.