Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) mulai mengganti kendaraan operasionalnya yang semula berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik lewat kerja sama dengan Mobil Anak Bangsa (MAB).
PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), anak usaha PLN, setidaknya akan menggunakan delapan unit bus kendaraan listrik dan delapan mobil starwagon, serta sejumlah sepeda motor listrik pada tahun ini. Sedangkan untuk PT Indonesia Power (IP), anak usaha PLN lainnya, juga akan mulai menggunakan 11 unit bus listrik pada tahun ini.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan menggunakan kendaraan listrik merupakan keniscayaan bagi sebuah perusahaan yang lini usahanya berada pada penjualan listrik. Apalagi, penggunaan kendaraan listrik yang dilakukan PLN akan mendorong minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik.
Menurutnya, selain menyediakan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), PLN juga bergerak aktif untuk bekerja sama dengan perusahaan strategis dalam rangka pemanfaatan kendaraan listrik.
Pada tahun ini, PLN berencana membangun 10 SPKLU di seluruh Indonesia. PLN sebelumnya juga telah bekerja sama dengan 20 perusahaan swasta dan BUMN dalam hal penyediaan SPKLU di sejumlah instansi.
"Karena banyak unit usaha kami selalu gunakan kendaraan operasional, tinggal shifting, yang penting jualannya listrik harus pakai mobil listrik," katanya saat melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Mobil Anak Bangsa (MAB) di Kantor Pusat PLN, Rabu (6/11/2019).
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan kerja sama antara PLN dan MAB merupakan bentuk simbiosis yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dengan penggunaan kendaraan listrik, penjualan PLN akan mengalami peningkatan, begitu juga dengan MAB selaku produsen kendaraan listrik.
Menurutnya, pemerintah akan mendorong setiap kendaraan dinas untuk mulai beralih menggunakan kendaraan listrik. Saat ini, belum ditargetkan khusus waktu dan jumlah peralihan kendaraan listrik, namun akan ada penekanan dari pemerintah terkait penggunaan moda transportasi tersebut.
"Ya pasti [ada harga khusus], sayangnya intensif baru berlaku 2 tahun. Saya pikir akan ada perubahan karena melihat kepentingan mendesak," katanya.
Presiden Direktur MAB Leonard mengatakan pihaknya telah meminta PLN untuk menyiapkan titik-titik infrastruktur pengisian daya listrik sebagai bahan bakar kendaraan listrik yang diproduksinya. Titik-titik pengisian daya tersebut terdapat di sejumlah pool kendaraan bus di Jakarta.
"Kami sebagai produsen mobil listrik bisa mendorong lebih cepat lagi percepatan kendaraan listrik," katanya.