Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRL Commuter Line Akan Diperkuat 120 Unit Kereta Asal Jepang

Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti mengatakan total kereta yang didatangkan adalah mencapai 336 unit.
Truk mengangkut gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) bekas setelah diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/4/2018). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membeli 10 gerbong KRL seri 6000 seharga sekitar Rp10 miliar dari perusahaan Jepang, Tokyo Metro./ANTARA-Sigid Kurniawan
Truk mengangkut gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) bekas setelah diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/4/2018). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membeli 10 gerbong KRL seri 6000 seharga sekitar Rp10 miliar dari perusahaan Jepang, Tokyo Metro./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, DEPOK - PT Kereta Commuter Indonesia, anak usaha PT Kereta Api Indonesia menyatakan sedang menunggu kiriman 120 unit kereta bekas lagi dari JR East Jepang untuk meningkatkan sarana, sehingga mampu menambah kapasitas angkut.

Direktur Utama Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti mengatakan total kereta yang didatangkan adalah mencapai 336 unit. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap sesuai kontrak yang disepakati kedua pihak, yakni selama 4 tahun sejak 2018.

"Kami akan datangkan 336 unit kereta secara bertahap. Saat ini, masih ada 120 unit kereta yang belum datang," kata Wiwik, Kamis (21/11/2019).

Dia menambahkan kereta yang didatangkan memiliki seri 204 dan 205. Kedatangan ratusan kereta tersebut juga telah didukung dengan suku cadang oleh anak usaha dari JR East. 

Wiwik menyebutkan sebagian suku cadang juga ada yang berasal dari dalam negeri. Namun, kualitas suku cadang tersebut harus dipastikan sesuai dengan standar Jepang.

KCI mengoperasikan 1.060 unit kereta sesuai dengan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2019 yang menjadi pedoman. Tahun depan, ditambah dengan operasional kereta baru, kapasitas angkut maksimal harian akan menjadi 1,5 juta orang.

Kapasitas tersebut, imbuhnya, sudah mempertimbangkan pola operasi dan kemampuan sarana yang dimiliki. Adapun, penambahan kapasitas juga bisa dilakukan dengan peningkatan frekuensi perjalanan dan menambah stamformasi (jumlah unit kereta dalam satu rangkaian) menjadi 12 (SF 12). "Cara tersebut bisa ditempuh sembari menunggu kiriman kereta dari Jepang," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper