Bisnis.com, JAKARTA - Pengarusutamaan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) perlu dilakukan kepada seluruh masyarakat dan ditanamkan sejak dini. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kesadaran terhadap program-program ini.
Hal ini diungkapkan oleh Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam Seminar Financial Day Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di Jakarta pada Kamis (21/11/2019).
Menurut Amalia, Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) merupakan prinsip pembangunan negara secara berkelanjutan yang bersifat kolektif. Untuk itu kepemilikan program pembangunan dimiliki oleh semua pemangku kepentingan dan masyarakat lainnya.
"Ini [SDGs] bukan hanya concern pemerintah, tetapi juga masalah yang harus dipikirkan oleh pihak swasta, akademisi, mahasiswa, hingga siswa sekolah dasar," jelasnya.
Ia mengatakan, program-program pembangunan dalam SDGs perlu diarusutamakan secara masif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan SDGs kepada masyarakat sedini mungkin.
Amalia mencontohkan, poin-poin dalam SDGs dapat diperkenalkan melalui materi pelajaran di tingkat sekolah. Hal ini, lanjutnya, dapat memupuk kesadaran orang-orang terhadap programji ini sejak tingkat dini.
Pengenalan SDGs sejak dini diharapkan dapat membentuk pola pikir bahwa pencapaian SDGs Indonesia merupakan tanggung jawab kolektif seluruh masyarakat. Dengan begitu, SDGs tidak hanya menjadi poin-poin semata, tetapi menjadi gaya hidup untuk peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di masa depan.
"Oleh karena itu, dalam SDGs ada prinsip no one left behind. Semua kalangan harus terlibat dan tidak ada kelompok yang ketinggalan," imbuhnya.
Sementara itu, Founder BerdayaKrui Ade Nurul Safrina Nasution mengajak kepada generasi muda untuk turut berperan dalam pencapaian SDGs. Hal ini dapat dilakukan dengan terjun langsung ke masyarakat atau wilayah yang masih tertinggal secara ekonomi.
Menurutnya, masyarakat di wilayah-wilayah terpencil umumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup tinggi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi sekaligus terlibat dalam pencapaian SDGs. Generasi muda yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik diharapkan aktif turun ke masyarakat untuk membantu mereka memberdayakan potensi ekonomi yang ada di wilayah tersebut.
"Di daerah-daerah terpencil di Indonesia amat membutuhkan kehadiran generasi muda untuk membantu meningkatkan kehidupan mereka," ujarnya.