Bisnis.com, JAKARTA - Bonus demografi yang dimiliki Indonesia wajib dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut dikatakan oleh Founder Indonesia Economic Forum Shoeb Kagda dalam sebuah acara di Jakarta pada Rabu (20/11/2010).
Menurut Shoeb, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama dalam perekonomian dunia dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang terjaga pada level 5% ditengah ketidakpastian global menandakan resistensi Indonesia yang cukup tinggi.
Untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, ia memandang pemerintah perlu memiliki inovasi-inovasi baru dalam pengembangan sumber daya manusia. Jumlah tenaga kerja Indonesia yang rata-rata tumbuh tiga juta orang per tahun membuat serapan tenaga kerja yang dibutuhkan harus tidak kalah besar.
Menurutnya, pemerintah perlu memikirkan ulang sejumlah kebijakan yang terkait dengan low cost labor. Hal semacam ini dinilai tidak akan cukup untuk meningkatkan perekonomian dan menarik masuk investasi.
Ia mengatakan, program pelatihan tenaga kerja dengan mengenalkan kemampuan baru merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja. Hal ini akan memudahkan industri memenuhi kebutuhan tenaga kerja sekaligus menurunkan angka pengangguran.
Ke depannya, pemerintah juga perlu beradaptasi dengan cepat untuk menyesuaikan kemampuan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha.
"Adaptasi yang cepat dari pemerintah akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan daya tahan apabila kondisi global yang tidak menentu terus berlanjut," imbuhnya.
Ia mengatakan, bonus demografi Indonesia merupakan salah satu aset terbesar yang perlu dimanfaatkan. Pasalnya, bila pemerintah kurang sigap dalam menerapkan kebijakan efektif untuk pengembangan SDM, hal ini akan menjadi beban perekonomian negara.
"Kita bisa melihat negara seperti Mesir, Chile, atau Venezuela yang memiliki bonus demografi seperti Indonesia. Tetapi, karena pemerintahnya kurang responsif menyikapi hal ini, perekonomian mereka terhambat dan bahkan mengalami krisis," jelasnya.