Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Langsung di Ibu Kota Baru Dimungkinkan

Kebutuhan pembiayaan infrastruktur pekerjaaan umum dan perumahan dalam pembangunan ibu kota baru mencapai Rp256 triliun.
Infografis Bisnis dotcom-Eko
Infografis Bisnis dotcom-Eko

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana membuka keran penanaman modal dari para pemodal yang berminat untuk membiayai sejumlah proyek di ibu kota negara yang baru.

Dukungan pemodal dari dalam dan luar negeri diharapkan bisa menutup kebutuhan pembiayaaan pembangunan ibu kota negara sebesar Rp466 triliun.

Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengatakan bahwa skema pembiayaan di luar anggaran pemerintah tengah digodok dan akan merujuk pada regulasi baru yang juga tengah disusun.

Secara umum, di samping pembiayaan dari anggaran negara, biaya pembangunan ibu kota negara juga akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dan investasi langsung.

"Bisa direct investment. Itu dimungkinkan. Kami sudah bagi-bagi mana yang kemungkinan pakai government spending, mana yang bisa KPBU," tuturnya di Jakarta usai rapat kerja Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dengan Komisi V DPR, Rabu (20/11/2019).

Dia menambahkan bahwa pembiayaan dari anggaran negara diproyeksi hanya 19 persen dari kebutuhan investasi. Selebihnya, pemerintah berharap partisipasi badan usaha baik dalam bentuk kerja sama maupun investasi langsung.

Secara khusus, Kementerian PUPR memperkirakan kebutuhan pembiayaan infrastruktur pekerjaaan umum dan perumahan dalam pembangunan ibu kota baru mencapai Rp256 triliun.

Jumlah itu dibutuhkan untuk pembangunan sumber daya air (Rp9,98 triliun), jalan dan jembatan (Rp5,50 triliun), permukiman (Rp24,82 triliun), dan perumahan (Rp215,40 triliun).

Kebutuhan pembiayaan disebut bakal mencapai titik puncak pada periode 2022—2023 sejalan dengan penyelesaian tahap awal berupa pembangunan infrastruktur dasar.

Berdasarkan periode, kebutuhan pembiayaan untuk ibu kota baru pada 2020—2021 mencapai Rp52,60 triliun. Perinciannya Rp175,10 triliun untuk periode 2022—2023, dan Rp28,80 triliun untuk 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper