Bisnis.com, JAKARTA - Investasi pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Indonesia diklaim semakin ekonomis karena mampu menyentuh angka US$30 sen per kilowatt peak (kWp).
Direktur Utama PT Xurya Daya Indonesia Eka Himawan mengatakan pada 2017 lalu, pelanggan yang melakukan investasi PLTS atap setidaknya perlu menggelontorkan US$1 juta untuk memasang 1 mega watt peak (MWp) seluas 1 hektare (ha). Untuk PLTS atap, yang pemasangannya lebih kecil, nilai investasinya dapat mencapai US$40 sen hingga US$50 sen per kWp.
Berselang setahun, pemasangan PLTS atap terus menurun dan cenderung semakin ekonomis. Nilai investasi yang berlaku pada 2018 hingga saat ini, yakni US$30 sen per kWp.
"Dengan investasi solar panel yang dapat berfungsi hingga 30 tahun lebih, dapat menghasilkan keuntungan dua tiga kali lipat dari uang yang disimpan dalam bentuk deposito," katanya kepada Bisnis, Senin (18/11/2019).
Keuntungan tersebut diperoleh dari penghematan biaya tagihan listrik yang mampu ditekan oleh pelanggan lewat pemasangan PLTS atap. Setidaknya, besaran penghematan dari penggunaan PLTS atap mampu mencapai 10% hingga 30%.
"Setiap 1 hektare [lahan atau area atap] yang dipasang 1 MW bisa memproduksi listrik senilai Rp3 miliar selama PLTS atap beroperasi," sebutnya.
Meskipun memiliki sejumlah keuntungan, Eka menilai hingga saat ini pelanggan Xurya memilih untuk memasang PLTS atap karena ingin mendukung pemanfaatan energi hijau. Saat ini, Xurya telah memiliki 20 pelanggan lebih dengan total pemasangan PLTS atap mencapai 10 MW yang didominasi pelanggan bisnis dan industri.
Menurutnya, pemasangan yang mencapai 10 MW tersebut mulai mendekati target Xurya untuk pemasangan PLTS atap pada tahun ini. Eka menuturkan target pemasangan PLTS atap hingga saat ini belum mampu ditaruh pada angka besar karena masyarakat masih memerlukan edukasi terkait pentingnya pemanfaatan PLTS atap.
Apalagi, masyarakat diakuinya masih berpikir panjang dalam melakukan investasi PLTS atap, terutama mengenai pembiayaan. Dalam upaya mendorong pemasangan PLTS atap, Xurya melakukan inovasi berupa skema pembauran yang dapat dicicil atau disebut dengan Xurya Lease.
Pelanggan hanya tinggal mencicil pembayaran PLTS atap yang dipasang sesuai dengan masa kontrak.
Selain Xurya Lease, juga dibuat skema pembayaran lain, yakni Xurya Flexi. Dengan skema ini, pelanggan bisa membayar uang muka dengan besaran fleksibel dan mencicilnya selama masa kontrak berlaku.
"Yang kami tangkap selama ini pelanggan pasang investasi 1 MW senilai Rp15 miliar, berat. Jadi, istilahnya ini solusi daripada bayar Rp 15 miliar, kami yang keluarkan biaya di awal, pelanggan cicil selama masa kontrak," katanya.