Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Kuartal IV/2019, Impor Bahan Baku dan Barang Modal Masih Rendah

Impor barang modal per Oktober 2019 tercatat mengalami kontraksi sebesar -11,35% (yoy) dengan realisasi sebesar US$2,44 miliar. Dibandingkan dengan September, impor barang modal juga tercatat terkontraksi sebesar -11,35% (mtm).
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki kuartal IV/2019, realisasi impor bahan baku dan barang modal masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (15/11/2019), mencatat bahwa impor bahan baku terealisasi sebesar US$10,89 miliar atau terkontraksi -18,76% (yoy). Meski demikian, impor bahan baku tercatat tumbuh 6,17% (mtm) dibandingkan dengan September 2019.

Impor barang modal per Oktober 2019 tercatat mengalami kontraksi sebesar -11,35% (yoy) dengan realisasi sebesar US$2,44 miliar. Dibandingkan dengan September, impor barang modal juga tercatat terkontraksi sebesar -11,35% (mtm).

Apabila dibandingkan dengan Oktober tahun sebelumnya, impor bahan baku dan barang modal sama-sama tercatat bertumbuh masing-masing sebesar 23,04% (yoy) dan 28,5% (yoy).

Dengan ini, dapat diasumsikan bahwa ekspansi dunia usaha memasuki kuartal IV/2019 masih belum sesemarak kuartal IV/2018.

Pada sisi lain, posisi utang luar negeri (ULN) swasta mulai tumbuh dari US$197,53 miliar pada Agustus 2019 menjadi US$198,49 miliar pada September 2019.

Apabila diperinci menurut tujuan penggunaan, ULN swasta dengan tujuan modal kerja tercatat turun dari US$107,42 miliar pada Agustus 2019 menjadi US$106,64 miliar pada September 2019.

Adapun ULN dengan tujuan investasi tercatat meningkat dari US$71,77 miliar menjadi US$73,12 miliar pada September 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper