Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Jepang Melambat Tajam Pada Kuartal III/2019

Kemerosotan perdagangan global memukul ekspor Jepang. Pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura pun melambat dengan tajam pada kuartal ketiga tahun ini.
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai
Seorang pekerja berjalan di areal pabrik yang berada di zona industri Keihin, Kawasaki, Jepang (8/3/2017)./.Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA – Kemerosotan perdagangan global memukul ekspor Jepang. Pertumbuhan ekonomi Negeri Sakura pun melambat dengan tajam pada kuartal ketiga tahun ini.

Kantor Kabinet Jepang pada Kamis (14/11/2019) melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,2 persen secara tahunan pada kuartal III/2019 dari kuartal sebelumnya.

Raihan tersebut lebih rendah daripada ekspektasi para ekonom untuk ekspansi sebesar 0,9 persen dan jauh lebih kecil daripada revisi ekspansi sebesar 1,8 persen untuk kuartal II/2019.

Ekspor netto barang-barang dan jasa berkurang 0,2 poin persentase dari PDB, seperti dilansir melalui Bloomberg.

Namun, pengeluaran konsumen sebelum kenaikan pajak penjualan bulan lalu dan investasi bisnis yang lebih kuat mampu membantu menopang pertumbuhan.

Konsumsi swasta berekspansi 0,4 persen pada kuartal III/2019 dari kuartal sebelumnya, sedangkan investasi bisnis meningkat 0,9 persen.

Pengeluaran konsumen menjadi pendorong pertumbuhan kuartal ketiga, tetapi kenaikannya jauh lebih kecil daripada yang terjadi sebelum kenaikan pajak penjualan terakhir pada tahun 2014.

Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang akan mengalami lebih sedikit dampak negatif akibat kenaikan pajak dibandingkan lima tahun lalu, ketika lonjakan konsumsi sebelum pajak diikuti oleh kegagalan yang menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar 7,3 persen pada kuartal berikutnya.

Pekan lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe menyerukan paket stimulus untuk membantu upaya pemulihan dari bencana alam baru-baru ini serta guna mendukung ekonomi terhadap risiko penurunan.

Ukuran maupun periode tindakan ini belum diumumkan, tetapi pengeluaran pemerintah kemungkinan akan menjadi pendukung utama perekonomian selama beberapa kuartal mendatang.

“Ke depannya, ekonomi mengarah untuk mengendur pada kuartal empat karena pajak penjualan yang lebih tinggi berdampak pada pengeluaran,” ujar Yuki Masujima, ekonom senior Bloomberg.

“Kami memperkirakan perlambatan yang tajam pada tahun depan, karena tekanan besar dari pengeluaran konsumen dan ekspor. Permintaan publik kemungkinan akan muncul sebagai mesin utama dan menjaga pertumbuhan,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper