Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Harga Residensial Tipis, Bagaimana Nasib Pengembang?

Perlambatan pertumbuhan harga justru akan membawa kerugian kepada para spekulan tanah dan juga para investor.

Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan harga properti residensial kuartal III/2019 tercatat masih melambat. Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, harga rumah hanya bertumbuh 0,50 persen pada kuartal III/2019.

Ketika melihat kondisi tersebut, Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi mengatakan bahwa hal itu akan membawa keuntungan kepada para calon pembeli rumah karena mereka tidak perlu takut harganya naik dalam waktu dekat.

“Mereka [konsumen] jadi punya waktu lebih untuk mempersiapkan tabungan utnuk bayar DP [down payment/uang muka] dan jadi lebih bebas mau pilih hunian yang mana, tidak terburu-buru,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (11/11/2019).

Adapun, perlambatan pertumbuhan harga justru akan membawa kerugian kepada para spekulan tanah dan juga para investor.

Aldi menuturkan bahwa hal ini juga menjadi alasan iklim investasi di sektor properti masih belum menghijau.

“Kenaikan harga yang minim itu bawa kerugian buat investor dan spekulan tanah. Investor sih, mending karena dia cari untung untuk jangka panjang, tahun ini enggak naik, bisa jadi tahun depan. Kalau spekulan tanah, mereka kan harus terus jualan, harus ada kenaikan harga, rugi kalau kondisinya begini,” lanjutnya.

Ketika menanggapi kondisi seperti sekarang ini, kata Aldi, ada baiknya pengembang mengeluarkan produk-produk yang menyasar pada kebutuhan konsumen akhir sehingga permintaan tetap ada. Sejalan dengan tingkat penjualan dari survei BI yang menunjukkan kenaikan mencapai 16,18 persen.

Direktur PT Metropolitan Land Tbk. (Metland) Wahyu Sulistio mengatakan bahwa perusahaan masih mengandalkan produk-produk yang memang menjadi kebutuhan dari kebanyakan konsumen di Indonesia, dan tidak berfokus pada keinginan investor.

Kenaikan harga yang tipis tidak menjadi masalah bagi pengembang, tapi sebagai pengembang harus pintar mengatur strategi agar tetap bisa menjaga aliran kas tetap aman.

“Harga enggak naik banyak enggak apa-apa, selama margin bisa terjaga ya. Yang penting bisa kejar volume. Jangan sampai kita tekor, nanti bisa gulung tikar, terutama di perumahan menengah bawah, sebetulnya margin tipis, kalau pasar bagus, market bagus, transaksi banyak oke kok,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper