Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) berupaya mendorong produk-produk koperasi dan UKM agar berdaya saing tinggi sehingga bisa masuk dalam global value chain.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/11/2019), Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan ada lima strategi yang telah disusun untuk mencapai tujuan tersebut.
“Lima program ini sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Koperasi dan UKM yang jumlahnya lebih dari 60 juta itu sebagai andalan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penyerapan tenaga kerja, terutama di tengah situasi perekonomian global yang kurang baik saat ini,” katanya.
Dia memerinci program unggulan pertama yakni memperbesar akses pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri sehingga tercipta peluang dan permintaan terhadap produk-produk koperasi dan UMKM.
“Ke depan, pelaku Koperasi dan UKM dapat bekerja secara maksimal tanpa perlu takut produknya tidak bisa dipasarkan. Salah satu caranya adalah dengan mendukung dan membantu penjualan secara online, dengan membuat regulasi agar perusahaan aplikasi dari luar negeri turut mempromosikan dan menjual produk koperasi dan ukm kita,” tuturnya.
Program strategis kedua, yakni peningkatan kualitas produksi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produk dan jasa yang dihasilkan.
“Kita bantu menyediakan teknologi dan sarana pendukung, untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas produksi yang bisa digunakan secara kolektif. Kami juga akan membantu sertifikasi produk –produk UKM sehingga dapat bersaing di pasar global,” ujarnya.
Berikutnya, program strategis ketiga menyangkut agregasi pembiayaan yang akan menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan Koperasi dan UMKM.
Dia menyatakan, Kementerian telah berkomunikasi dengan instansi dan lembaga terkait untuk mencari skema pembiayaan yang tepat. “Salah satunya dengan membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar, untuk menjadi off-taker produk UMKM dan avalis untuk pembiayaan.”
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya kelancaran dan efisiensi transaksi bagi UMKM seperti digital payment, dan juga kelancaran logistik sehingga memperkuat daya saing.
Keempat, berupa program pengembangan kapasitas manajemen dan usaha Koperasi dan UMKM yang diwujudkan antara lain melalui pemberian konsultasi, pelatihan dan pendampingan oleh para ahli. Selain untuk memperbaiki kualitas layanan, program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk memasarkan produk ke luar negeri.
Terakhir, program strategis kelima yakni memberikan kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha bagi Koperasi dan UMKM.
“Dengan langkah ini produk-produk lokal memiliki kesempatan yang sama untuk ditempatkan sejajar dengan produk-produk impor di mal-mal besar di Indonesia maupun negara sahabat,” ujar Teten.
Kementerian Koperasi dan UKM juga menargetkan untuk menumbuhkan usaha dan startup-startup baru di kalangan anak muda dengan melibatkan universitas dan pusat-pusat UKM sehingga pengusaha muda tumbuh dengan signifikan.
Menurut Teten, perlu ada penyediaan playing field atau ladang usaha yang sama bagi Koperasi dan UMKM dengan importir. Karena itu perlu didukung dengan insentif seperti pajak.
Aspek lain yang ditekankan Teten yakni pendampingan dan mitigasi hukum bagi pelaku Koperasi dan UKM dari berbagai ancaman masalah, termasuk perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan juga perlindungan dari resiko fraud.
“Ke depannya Koperasi dan UMKM Indonesia yang memiliki potensi di sektor unggulan seperti perkebunan, pertanian, perikanan, fashion, makanan dan minuman, home decor, kerajinan dan pariwisata dapat benar-benar menjadi andalan dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan devisa,” ujar Teten.