Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Produksi 8,4 Juta Ton Perikanan Tangkap Sulit Tercapai

Menurut data Astuin pemanfaatan sumber daya potensial perikanan tangkap Indonesia di setiap zona hanya 3,81%. Hal ini karena dari 362 kapal penangkap ikan laut lepas di atas 30 GT hingga Juli 2018, yang aktif hanya 188 unit, sementara 174 lainnya dikandangkan.
Pekerja memilah ikan untuk dipasarkan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa (30/1)./ANTARA -Muhammad Adimaja
Pekerja memilah ikan untuk dipasarkan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa (30/1)./ANTARA -Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha pesimis target perikanan tangkap 8,4 juta ton akan tercapai. Sebab pada tahun lalu saja, produksi hanya bisa mencapai 7,2 juta ton. 

“Sulit tercapai,” ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), Hendra Sugandhi kepada Bisnis, Minggu (3/11/2019). Ia pesmis jika melihat dari jumlah kapasitas armada kapal nasional.

Menurut data Astuin pemanfaatan sumber daya potensial perikanan tangkap Indonesia di setiap zona hanya 3,81%. Hal ini karena dari 362 kapal penangkap ikan laut lepas di atas 30 GT hingga Juli 2018, yang aktif hanya 188 unit, sementara 174 lainnya dikandangkan.

Sementara itu, hingga kini ada 4.890 dari 7.987 unit kapal di atas 30GT yang memegang izin. Sebanyak 3.097 unit tidak aktif. 

Untuk mengatasi masalah produksi perikanan tangkap, Hendra lantas mengusulkan agar 3.097 kapal tersebut di-reaktivasi. Selain bisa meningkatkan produksi, pengaktifan kapal tersebut membuka peluang tenaga kerja baru. Sebab rata-rata satu kapal bisa mempekerjakan 20 ABK. 

“Maka agar segera dapat menciptakan multiplier effect lapangan kerja 61940 orang dikali 4 orang per keluarga 247.760 orang. Bahan baku industri bertambah, juga akan menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan devisa negara untuk menutup defisit transaksi berjalan,” tuturnya.

Hendra menambahkan pekerjaaan rumah terbesar bagi KKP dan pelaku usaha saat ini adalah mempersempit kesenjangan antara potensi sumber daya ikan, produksi, dan ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Desynta Nuraini
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper